TERASJATENG.COM | Jakarta – Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono resmi menyatakan KRI Nanggala-402 tenggelam (subsunk) pada Sabtu (25/4/2021). Dari pernyataan tersebut lantas muncul sejumlah dugaan sebab karamnya kapal selam tersebut.
Salah satu dugaan antara lain bahwa ada kemungkinan KRI Nanggala tidak mengalami blackout atau mati listrik. Namun KSAL menyebutkan beberapa bukti dasar yang menepis dugaan tersebut.
Dugaan tersebut didasarkan dari visual terakhir tim penjejak Komando Pasukan Katak (Kopaska). Pada saat kapal masuk ke dalam air, masih terlihat lampu yang menyala bahkan masih terdengar isyarat tempur dari kapal tersebut.
“Lampu hidup, bahkan isyarat perang tempur dan perang menyelam masih terdengar kapal penjejak yang berjarak 50 meter. Dari itu saya menduga kapal tak blackout,” kata Yudo di Base Ops Lanud I Gusti Ngurah Rai, Bali, Sabtu (24/4/2021).
KSAL menduga kapal mengalami retakan yang diakibatkan tekanan di kedalaman ratusan meter. Dugaan tersebut diperkuat dari temuan barang di permukaan laut.
“Dengan ditemukannya peralatan yang sudah keluar ini, terjadi keretakan. Memang terjadi tekanan kedalaman yang dalamnya sampai 700-800 meter, ini tentunya terjadi keretakan terhadap kapal selam tersebut.
Kemungkinan-kemungkinan air masuk ada. Tapi ada kemungkinan juga bagian kabin-kabin yang air yang tidak masuk,” katanya.
(TJ/Bre)
Apa pendapatmu tentang ini :)