Akibat cuaca ekstrem yang melanda sebagian besar wilayah Jawa Tengah, puluhan ribu nelayan gagal melaut. Tingginya ombak di perairan Laut Jawa dan Pantai Selatan membuat para nelayan mengurungkan niatnya untuk melaut dan memilih beristirahat sementara waktu di rumah.
Hal tersebut membuat kenaikan harga ikan di pasar, karena berkurangnya stok yang tersedia.
Dari Catatan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jawa Tengah, sekitar 22.175 nelayan dengan perahu kecil gagal melaut.
Kepala DKP Jateng Fendiawan Tiskiantoro mengatakan, kebamyakan nelayan yang tidak bisa melaut adalah nelayan dengan mesin perahu di bawah 10 gross ton (GT).
Sebagian nelayan itu berada di daerah rembang, Tambakklorok Semarang, Demak, dan Pantai Selatan.
“Jika dibandingkan tahun lalu, cuaca tahun ini lebih ekstrem. Tahun ini ombak tinggi yang muncul dampaknya sangat luas. Perahu-perahu nelayan banyak yang rusak dan juga infrastruktur di perkampungan nelayan kena imbas,” ucap Fendi, Jumat (19/2/2021).
Dampak dari gagalnya para nelayan melaut adalah merosoknya pasokan ikan, dan menyebabkan harga ikan melambung tinggi.
“Rata-rata harga ikan sekarang naik 20%. Soalnya semua tangkapan nelayan juga turun. Ini jadi persoalan karena cuaca yang sulit diprediksi,” terangnya.
Fendi menambahkan, pemerintah berenca memberikan bantuan melalui program Asuransi Nelayan, mengingat seringanya terjadi cuaca ekstrem di Jawa Tengah.
Alokasi dana tersebut mencapai Rp 1,5 miliar.
“Bantuan Asuransi Nelayan ini diperuntukkan bagi 20.000 nelayan di 24 kabupaten/kota. Per daerah ada 20-100 nelayan. Bantuannya Rp175.000 per orang. Bantuan ini sebenarnya sudah diberikan sejak 2019, tapi sempat berhenti karena pandemi,” jelasnya.
Apa pendapatmu tentang ini :)