TERASJATENG.COM | Semarang – Tindakan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) mengkritik Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan menjuluki The King of Lip Service, didukung oleh Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) se-Jawa.
“Kritikan tentang Jokowi : The King of Lip Service adalah keniscayaan atas realitas yang terjadi, maka bagi yang bersangkutan (Jokowi, Red) bukan untuk melawan kritik mahasiswa tetapi memperbaiki diri atas kekeliruan dan kesalahannya,” kata KAMI se-Jawa dalam pernyataan sikap yang dikeluarkan pada Selasa (29/06/2021).
Pernyataan sikap ini ditandatangani Ketua Presidium KAMI Jateng, Mudrick MS Sangidu, Syukri Fadholi (Daerah Istimewa Jogjakarta), Djudju Purwantoro AP (DKI Jakarta), Daniel Muhammad Rasyid (Jawa Timur), Syafril Sjofyan (KAMI Jawa Barat), Abuya Shiddiq (Banten), dan Sutoyo Abadi (Sekretaris).
Menurut Presidium KAMI se-Jawa, kritik dari masyarakat (termasuk mahasiswa) terhadap pemerintah merupakan kehidupan warga dalam berekspresi dan berpendapat yang dijamin konstitusi Indonesia maupun internasional.
Kritik masyarakat kritis tersebut seharusnya mendapat dukungan, bukannya dilakukan kriminalisasi, penangkapan seperti yang telah dilakukan kepada para ulama dan aktivis selama ini.
Sangat Wajar
Presidium KAMI se-Jawa menilai kritikan yang disampaikan oleh BEM UI sangat wajar sehingga tidak pantas jika pihak UI kemudian menekan BEM UI dan meminta dihapus, atau mendapat pembalasan seperti peretasan.
Terkait hal tersebut di atas maka KAMI se-Jawa menyampaikan sikap :
1. Agar Pemerintahan Jokowi menghentikan semua tindakan yang berlawanan dengan konstitusi, terutama dalam menanggapi kritikan.
2.Agar Pemerintahan Jokowi menghentikan semua bentuk kebohongan, kembali kepada konsistensi sikap satunya kata dengan perbuatan dalam setiap pengambilan kebijakan negara.
3.Jika Presiden Jokowi merasa tidak sanggup lagi untuk mengatasi multi krisis yang dialami oleh Indonesia, dalam kondisi ekonomi bangkrut, akan lebih bijak jika Presiden Jokowi mengundurkan diri secara terhormat
4. Hentikan intervensi terhadap semua Perguruan Tinggi di Indonesia melalui lembaga Rektorat seperti memanggil BEM atau aktivitas mahasiswa dengan berbagai dalih akibat kritik mereka kepada Presiden RI.
“Itu adalah indikasi kuat penyalahgunaan alat kekuasaan untuk meredam (membungkam) hak-hak demokrasi/ politik mahasiswa dan kebebasan kampus. Cara tersebut adalah tragedi demokrasi yang tidak boleh terjadi,” demikian pernyataan Presidium KAMI se-Jawa.
Sering Tidak Konsisten
Sebelumnya, pada Sabtu (26/06/2021) BEM UI melalui akun Instagram mereka @bemui_official menggelari Jokowi dengan sebutan King of Lip Service.
Gelar ini diberikan karena Jokowi dinilai sering tak konsisten dalam ujarannya.
“Jokowi kerap kali mengobral janji manisnya, tetapi realitanya sering kali juga tak selaras; katanya begini, faktanya begitu,” demikian bunyi siaran pers BEM UI di @bemui_official pada Sabtu (26/06/2021).
Salah satu alasan gelar King of Lip Service karena Jokowi pernah menyatakan rindu ingin didemo agar pemerintahannya dapat dikontrol namun menurut data BEM UI banyak aksi demonstrasi berujung penangkapan dan tindakan represif aparat kepada mahasiswa.
Dipanggil Rektorat
BEM UI juga menyebut beberapa contoh tentang janji-janji manis Jokowi yang tidak dipenuhi, seperti revisi UU ITE dan penguatan KPK.
Akibat tindakannya itu, BEM UI dipanggil oleh pihak Rektorat UI karena menurut rektorat kritik BEM UI terhadap Presiden Jokowi tersebut melanggar peraturan.
Selain itu, akun-akun media sosial para pengurus BEM UI diretas oleh pihak yang tidak diketahui identitasnya.
Apa pendapatmu tentang ini :)