• Tentang Kami
  • Pimpinan Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Tuesday, December 12, 2023
  • Beranda
  • Berita
    • Nasional
    • Internasional
  • Advertorial
  • Kolom
  • Politik & Ekonomi
  • LifeStyle
  • Publik Bicara
  • Jateng Gayeng
  • Survei
No Result
View All Result
Teras Jateng
Advertisement
  • Beranda
  • Berita
    • Nasional
    • Internasional
  • Advertorial
  • Kolom
  • Politik & Ekonomi
  • LifeStyle
  • Publik Bicara
  • Jateng Gayeng
  • Survei
No Result
View All Result
Teras Jateng
No Result
View All Result
Home Jateng Gayeng

Kartini Sang Perempuan Tak Takut Sepi

Pemberani-pemberani memenangkan tiga perempat dunia - Kartini

2 years ago
in Jateng Gayeng, Kolom, Publik Bicara
Reading Time: 2 mins read
A A
Kartini Sang Perempuan Tak Takut Sepi
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsappShare on Telegram

Oleh : Sobiatun

Hari Kartini setiap tahunnya kita peringati pada tanggal 21 April yang bertepatan dengan hari lahirnya. Tak hanya sekolah dan instansi pemerintah, bahkan mall, tv show, juga merayakan hari pahlawan emansipasi itu. Mereka merayakan dengan memakai kebaya, berdandan ala Jawa, memberikan diskon kepada konsumen, atau fashion show. Apakah kita hanya mengenal Kartini sebagai sosok perempuan Jawa yang berkebaya?

BACA JUGA

Bantu Masyarakat Terdampak Kekeringan, Siswa Sekolah Dasar di Weleri Ramai-Ramai Sumbangkan Barang Ini

Bantu Masyarakat Terdampak Kekeringan, Siswa Sekolah Dasar di Weleri Ramai-Ramai Sumbangkan Barang Ini

September 6, 2023
Ketua Panitia Musywil PWPM Jateng, Wahyu Imam Santoso.

Lusa Perhelatan Musywil Digelar, Panitia Matangkan Persiapan

August 24, 2023
ADVERTISEMENT

Kartini mengingatkan kita pada sosok perempuan yang gagah dan merdeka atas cita-citanya. Apakah kartini hidup di lingkungan yang ideal? Jika jawabannya iya, kemungkinan namanya tidak sebesar sekarang bisa jadi pula tidak terkenang sampai hari ini. Nama yang dikenang dalam lagu, jalan,  judul buku atau organisasi mengandung daya besar dalam melawan belenggu.

Sebut saja lingkungan toxic, atau tidak sefrekuensi. Itulah kira-kira ketika kita membayangkan Kartini bersama eranya dengan istilah zaman sekarang. Apa yang dimiliki Kartini saat itu? Gelar Raden Ajeng yang sudah berganti menjadi Raden Ayu bukanlah tongkat ajaib yang mampu menyulap ketidakberdayaan perempuan masa itu menjadi merdeka.Tak sekedar persoalan kehendak, lebih dari itu. Seperti kita ingat melalui sejarah, kolonialisme sudah menjarah harkat kemanusiaan bangsa. Diperah bagai binatang.

Selanjutnya, adat yang masih hidup pada zaman itu. Perempuan seolah bukan manusia yang memiliki hak asasi manusia. Perempuan adalah mesin domestik. Perempuan adalah hamba. Jangankan untuk sekolah, untuk berkhayal menjadi merdeka atas diri sendiri saja tidak mampu. Kolonialisme dan Feodalisme berlarut-larut menjadi duka bagi perempuan dan bangsa.

Kartini bertanya-tanya. Keprihatinan menyayat nuraninya. Kartini perempuan hebat melesat karena pemikirannya. Di saat perempuan pada masa itu bukanlah apa-apa, namun Kartini memikirkan perempuan berhak menjadi manusia seutuhnya. Seperti buku yang menginspirasinya. Max Havelaar. Tugas manusia adalah menjadi manusia. Bergegaslah dia menuliskan kedukaannya.

ADVERTISEMENT

Seorang diri, dia menulis walaupun dia sendiri tidak resmi belajar sastra. Kartini melawan sepi. Sendirian memikirkan nasib kaumnya, nasib bangsanya di saat dirinya sendiri tidak sepenuhnya merdeka. Didalam kepungan feodalisme dan kolonialisme surat-suratnya lahir. Lalu diterbangkannya menembus tembok-tembok rumahnya dan melintasi zaman. Kartini tidak berperang karena memang diabukanlah panglima yang memiliki ribuan prajurit. Namun, dia memiliki empati dan cita-cita. Berjuang dengan segala keterbatasan dan ketidakberdayaan inilah yang membuat namanya dikenal.

Dia tulis dan mengirimkan kepada teman-temannya. Agar dunia melihat lebih dalam apa yang dialami bangsanya. Perempuan yang memiliki bakat hidup dengan kemiskinan. Perempuan yang taat, masih saja dimadu oleh suaminya. Perempuan yang dituntut mendidik anak, namun dilarang belajar. Itulah yang disampaikan Kartini melalui surat-suratnya. Kartini hanya seorang diri. Melawan kesepiannya demi kaumnya, demi bangsanya.

Kesepian seorang Kartini tak membuatnya gentar namun membuatnya menjadi berani. Inilah yang menjadikan Kartini seorang perempuan yang gigih. Bisakah kita bayangkan, apakah jika kita pergi kemasa lalu itu, kita akan sepemikiran dengan Kartini? Hidup dengan kepungan zaman yang tidak sehat. Ataukah kita hendak membayangkan saat zaman semodern sekarang? Apakah kita juga sudah kuasa akan cita-cita diri kita? Lalu ikut memikirkan nasib bangsa kita? Ataukah kita hanya terlena oleh deretan koleksi sepatu atau tas, atau materil lainnya?

*Penulis adalah aktivis perempuan di Batang – Jawa Tengah

Share26Tweet16SendShare

BACA JUGA

Bantu Masyarakat Terdampak Kekeringan, Siswa Sekolah Dasar di Weleri Ramai-Ramai Sumbangkan Barang Ini
Berita

Bantu Masyarakat Terdampak Kekeringan, Siswa Sekolah Dasar di Weleri Ramai-Ramai Sumbangkan Barang Ini

September 6, 2023
Ketua Panitia Musywil PWPM Jateng, Wahyu Imam Santoso.
Berita

Lusa Perhelatan Musywil Digelar, Panitia Matangkan Persiapan

August 24, 2023
FASHION IS FUN
Kolom

FASHION IS FUN

August 11, 2023
Load More
Next Post
Pemkab Kendal Peringati Malam Nuzulul Quran dengan Memberikan Bantuan dan Santunan ke Anak Yatim

Pemkab Kendal Peringati Malam Nuzulul Quran dengan Memberikan Bantuan dan Santunan ke Anak Yatim

Bantu Penuhi Syarat Libur Lebaran, Binda Jateng Gencarkan Vaksinasi di 21 titik

Bantu Penuhi Syarat Libur Lebaran, Binda Jateng Gencarkan Vaksinasi di 21 titik

Apa pendapatmu tentang ini :)

Berita Terbaru

BEM UNTIRTA Serang Banten Kecam Politik Dinasti dan Nilai Putusan MK Dipaksakan dan Halalkan Segala Cara

BEM UNTIRTA Serang Banten Kecam Politik Dinasti dan Nilai Putusan MK Dipaksakan dan Halalkan Segala Cara

December 5, 2023
Milad Muhammadiyah Banyumanik Dimeriahkan Berbagaimacam Lomba

Milad Muhammadiyah Banyumanik Dimeriahkan Berbagaimacam Lomba

December 4, 2023
Gelombang Penolakan Isu Politik Dinasti Terus Bergulir, BEM UNS Solo Tolak Putusan MK

Gelombang Penolakan Isu Politik Dinasti Terus Bergulir, BEM UNS Solo Tolak Putusan MK

November 28, 2023
BEM UIN Semarang Tolak Putusan MK dan Politik Dinasti Jokowi

Penolakan Politik Dinasti Makin Besar, BEM Unsoed: Ini Akibat Putusan MK yang Cacat Etika

November 26, 2023
Puluhan Peserta Antusias Ikuti Diklat Jurnaslistik Dasar KNPI Tonjong

Puluhan Peserta Antusias Ikuti Diklat Jurnaslistik Dasar KNPI Tonjong

November 19, 2023
Facebook Twitter Telegram Instagram

Teras Jateng dibawah PT. Terasindo Media Sejahtera hadir sebagai alternatif sumber informasi bagi masyarakat dengan terus berpegang pada prinsip prinsip jurnalistik.

Email Redaksi terasindoms@gmail.com Alamat Kantor Pusat : Kel. Meteseh RT 003 RW 009 Kota Semarang Kontak : 082227008432

TERASJATENG NETWORK

Terasjateng.com

Terasjatim.net

Terasjabar.net

Terasjakarta.net

Terasjogja.com

Terassumsel.com

Terassumbar.id

Terassumut.id

Teraskalimantan.com

Terassulsel.id

BERITA TERBARU

BEM UNTIRTA Serang Banten Kecam Politik Dinasti dan Nilai Putusan MK Dipaksakan dan Halalkan Segala Cara

BEM UNTIRTA Serang Banten Kecam Politik Dinasti dan Nilai Putusan MK Dipaksakan dan Halalkan Segala Cara

December 5, 2023
Milad Muhammadiyah Banyumanik Dimeriahkan Berbagaimacam Lomba

Milad Muhammadiyah Banyumanik Dimeriahkan Berbagaimacam Lomba

December 4, 2023
Gelombang Penolakan Isu Politik Dinasti Terus Bergulir, BEM UNS Solo Tolak Putusan MK

Gelombang Penolakan Isu Politik Dinasti Terus Bergulir, BEM UNS Solo Tolak Putusan MK

November 28, 2023

© 2021 PT Terasindo Media Sejahtera - Sumber Informasi Masyarakat.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Berita
    • Nasional
    • Internasional
  • Advertorial
  • Kolom
  • Politik & Ekonomi
  • LifeStyle
  • Publik Bicara
  • Jateng Gayeng
  • Survei

© 2021 PT Terasindo Media Sejahtera - Sumber Informasi Masyarakat.