• Tentang Kami
  • Pimpinan Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Sunday, May 22, 2022
  • Beranda
  • Berita
    • Nasional
    • Internasional
  • Advertorial
  • Kolom
  • Politik & Ekonomi
  • LifeStyle
  • Publik Bicara
  • Jateng Gayeng
  • Survei
No Result
View All Result
Teras Jateng
Advertisement
  • Beranda
  • Berita
    • Nasional
    • Internasional
  • Advertorial
  • Kolom
  • Politik & Ekonomi
  • LifeStyle
  • Publik Bicara
  • Jateng Gayeng
  • Survei
No Result
View All Result
Teras Jateng
No Result
View All Result
Home Jateng Gayeng

Kartini Sang Perempuan Tak Takut Sepi

Pemberani-pemberani memenangkan tiga perempat dunia - Kartini

April 18, 2022
in Jateng Gayeng, Kolom, Publik Bicara
Reading Time: 2 mins read
A A
Kartini Sang Perempuan Tak Takut Sepi
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsappShare on Telegram

Oleh : Sobiatun

Hari Kartini setiap tahunnya kita peringati pada tanggal 21 April yang bertepatan dengan hari lahirnya. Tak hanya sekolah dan instansi pemerintah, bahkan mall, tv show, juga merayakan hari pahlawan emansipasi itu. Mereka merayakan dengan memakai kebaya, berdandan ala Jawa, memberikan diskon kepada konsumen, atau fashion show. Apakah kita hanya mengenal Kartini sebagai sosok perempuan Jawa yang berkebaya?

BACA JUGA

Sah, 3 Kades di Kecamatan Tonjong Brebes Telah Terpilih, Berikut Detailnya

Sah, 3 Kades di Kecamatan Tonjong Brebes Telah Terpilih, Berikut Detailnya

May 18, 2022
Perkuat Persatuan, Perguruan Bela Diri Asli Kendal Ini Adakan Halal Bihalal dan Latihan Bersama

Perkuat Persatuan, Perguruan Bela Diri Asli Kendal Ini Adakan Halal Bihalal dan Latihan Bersama

May 15, 2022
ADVERTISEMENT

Kartini mengingatkan kita pada sosok perempuan yang gagah dan merdeka atas cita-citanya. Apakah kartini hidup di lingkungan yang ideal? Jika jawabannya iya, kemungkinan namanya tidak sebesar sekarang bisa jadi pula tidak terkenang sampai hari ini. Nama yang dikenang dalam lagu, jalan,  judul buku atau organisasi mengandung daya besar dalam melawan belenggu.

Sebut saja lingkungan toxic, atau tidak sefrekuensi. Itulah kira-kira ketika kita membayangkan Kartini bersama eranya dengan istilah zaman sekarang. Apa yang dimiliki Kartini saat itu? Gelar Raden Ajeng yang sudah berganti menjadi Raden Ayu bukanlah tongkat ajaib yang mampu menyulap ketidakberdayaan perempuan masa itu menjadi merdeka.Tak sekedar persoalan kehendak, lebih dari itu. Seperti kita ingat melalui sejarah, kolonialisme sudah menjarah harkat kemanusiaan bangsa. Diperah bagai binatang.

Selanjutnya, adat yang masih hidup pada zaman itu. Perempuan seolah bukan manusia yang memiliki hak asasi manusia. Perempuan adalah mesin domestik. Perempuan adalah hamba. Jangankan untuk sekolah, untuk berkhayal menjadi merdeka atas diri sendiri saja tidak mampu. Kolonialisme dan Feodalisme berlarut-larut menjadi duka bagi perempuan dan bangsa.

Kartini bertanya-tanya. Keprihatinan menyayat nuraninya. Kartini perempuan hebat melesat karena pemikirannya. Di saat perempuan pada masa itu bukanlah apa-apa, namun Kartini memikirkan perempuan berhak menjadi manusia seutuhnya. Seperti buku yang menginspirasinya. Max Havelaar. Tugas manusia adalah menjadi manusia. Bergegaslah dia menuliskan kedukaannya.

ADVERTISEMENT

Seorang diri, dia menulis walaupun dia sendiri tidak resmi belajar sastra. Kartini melawan sepi. Sendirian memikirkan nasib kaumnya, nasib bangsanya di saat dirinya sendiri tidak sepenuhnya merdeka. Didalam kepungan feodalisme dan kolonialisme surat-suratnya lahir. Lalu diterbangkannya menembus tembok-tembok rumahnya dan melintasi zaman. Kartini tidak berperang karena memang diabukanlah panglima yang memiliki ribuan prajurit. Namun, dia memiliki empati dan cita-cita. Berjuang dengan segala keterbatasan dan ketidakberdayaan inilah yang membuat namanya dikenal.

Dia tulis dan mengirimkan kepada teman-temannya. Agar dunia melihat lebih dalam apa yang dialami bangsanya. Perempuan yang memiliki bakat hidup dengan kemiskinan. Perempuan yang taat, masih saja dimadu oleh suaminya. Perempuan yang dituntut mendidik anak, namun dilarang belajar. Itulah yang disampaikan Kartini melalui surat-suratnya. Kartini hanya seorang diri. Melawan kesepiannya demi kaumnya, demi bangsanya.

Kesepian seorang Kartini tak membuatnya gentar namun membuatnya menjadi berani. Inilah yang menjadikan Kartini seorang perempuan yang gigih. Bisakah kita bayangkan, apakah jika kita pergi kemasa lalu itu, kita akan sepemikiran dengan Kartini? Hidup dengan kepungan zaman yang tidak sehat. Ataukah kita hendak membayangkan saat zaman semodern sekarang? Apakah kita juga sudah kuasa akan cita-cita diri kita? Lalu ikut memikirkan nasib bangsa kita? Ataukah kita hanya terlena oleh deretan koleksi sepatu atau tas, atau materil lainnya?

*Penulis adalah aktivis perempuan di Batang – Jawa Tengah

Share24Tweet15SendShare

BACA JUGA

Sah, 3 Kades di Kecamatan Tonjong Brebes Telah Terpilih, Berikut Detailnya
Berita

Sah, 3 Kades di Kecamatan Tonjong Brebes Telah Terpilih, Berikut Detailnya

May 18, 2022
Perkuat Persatuan, Perguruan Bela Diri Asli Kendal Ini Adakan Halal Bihalal dan Latihan Bersama
Berita

Perkuat Persatuan, Perguruan Bela Diri Asli Kendal Ini Adakan Halal Bihalal dan Latihan Bersama

May 15, 2022
Ramadhan Sudah Di Penghujung, Ibadah Jangan Sampai Kendor
Kolom

Ramadhan Sudah Di Penghujung, Ibadah Jangan Sampai Kendor

May 1, 2022
Load More
Next Post
Pemkab Kendal Peringati Malam Nuzulul Quran dengan Memberikan Bantuan dan Santunan ke Anak Yatim

Pemkab Kendal Peringati Malam Nuzulul Quran dengan Memberikan Bantuan dan Santunan ke Anak Yatim

Bantu Penuhi Syarat Libur Lebaran, Binda Jateng Gencarkan Vaksinasi di 21 titik

Bantu Penuhi Syarat Libur Lebaran, Binda Jateng Gencarkan Vaksinasi di 21 titik

Apa pendapatmu tentang ini :)

Berita Terbaru

Abdul Rokhim: Perangkat Jangan ke Mana- mana Tapi di Mana- Mana Agar Kerukunan Tetap Terjaga

Abdul Rokhim: Perangkat Jangan ke Mana- mana Tapi di Mana- Mana Agar Kerukunan Tetap Terjaga

May 20, 2022
Di Tanya Harta Warisan, Anak Kandung Tega Bunuh Ibu Kandungnya Sendiri di Kendal

Di Tanya Harta Warisan, Anak Kandung Tega Bunuh Ibu Kandungnya Sendiri di Kendal

May 19, 2022
Cegah Penyebaran PMK, Bupati Dico Bersama Kapolres Kendal Tinjau Pemilik Hewan Ternak

Cegah Penyebaran PMK, Bupati Dico Bersama Kapolres Kendal Tinjau Pemilik Hewan Ternak

May 18, 2022
Sah, 3 Kades di Kecamatan Tonjong Brebes Telah Terpilih, Berikut Detailnya

Sah, 3 Kades di Kecamatan Tonjong Brebes Telah Terpilih, Berikut Detailnya

May 18, 2022
Gencarkan Vaksinasi Booster di 22 Wilayah, Binda Jateng Ingin Penuhi Cakupan Vaksinasi

Gencarkan Vaksinasi Booster di 22 Wilayah, Binda Jateng Ingin Penuhi Cakupan Vaksinasi

May 18, 2022
Facebook Twitter Telegram Instagram

Teras Jateng dibawah PT. Terasindo Media Sejahtera hadir sebagai alternatif sumber informasi bagi masyarakat dengan terus berpegang pada prinsip prinsip jurnalistik.

Email Redaksi terasindoms@gmail.com Alamat Kantor Pusat : Kel. Meteseh RT 003 RW 009 Kota Semarang Kontak : 082227008432

TERASJATENG NETWORK

Terasjateng.com

Terasjatim.net

Terasjabar.net

Terasjakarta.net

Terasjogja.com

Terassumsel.com

Terassumbar.id

Terassumut.id

Teraskalimantan.com

Terassulsel.id

BERITA TERBARU

Abdul Rokhim: Perangkat Jangan ke Mana- mana Tapi di Mana- Mana Agar Kerukunan Tetap Terjaga

Abdul Rokhim: Perangkat Jangan ke Mana- mana Tapi di Mana- Mana Agar Kerukunan Tetap Terjaga

May 20, 2022
Di Tanya Harta Warisan, Anak Kandung Tega Bunuh Ibu Kandungnya Sendiri di Kendal

Di Tanya Harta Warisan, Anak Kandung Tega Bunuh Ibu Kandungnya Sendiri di Kendal

May 19, 2022
Cegah Penyebaran PMK, Bupati Dico Bersama Kapolres Kendal Tinjau Pemilik Hewan Ternak

Cegah Penyebaran PMK, Bupati Dico Bersama Kapolres Kendal Tinjau Pemilik Hewan Ternak

May 18, 2022

© 2021 PT Terasindo Media Sejahtera - Sumber Informasi Masyarakat.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Berita
    • Nasional
    • Internasional
  • Advertorial
  • Kolom
  • Politik & Ekonomi
  • LifeStyle
  • Publik Bicara
  • Jateng Gayeng
  • Survei

© 2021 PT Terasindo Media Sejahtera - Sumber Informasi Masyarakat.