TERASJATENG.COM | Jakarta – Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono menuturkan, pihaknya akan merespon terkait beredarnya ajakan di media sosial (medsos) agar masyarakat di beberapa kota turun ke jalan besok.Pihaknya berharap agar tidak melakukan aksi yang dapat menimbulkan kerumunan.
“Kita berharap untuk tidak melakukan kerumunan karena situasi angka COVID-19 yang masih tinggi,” ujarnya, Jumat (23/7).
Argo mengingatkan akan menindak bagi mereka yang melakukan aksi mengganggu ketertiban.Mereka, kata Argo, bakal diamankan polisi.
“Kalau memang dilakukan, mengganggu ketertiban umum, ya kita amankan,” tuturnya.
Namun, sikap yang diambil Polri dikatakan Argo bukan berarti warga tidak bisa menyuarakan pendapatnya.Hanya saja, warga dianjurkan menyalurkannya tanpa melanggar aturan yang selama ini berlaku.
“Bisa dilakukan dengan audiensi atau dilakukan dalam bentuk FGD online dan lain-lain,” ucap Argo.
Diketahui, seruan aksi itu disebarkan oleh akun @blokpolitikbelajar di Instagram dan di WhatsApp yang menyebut kemarahan masyarakat sudah memuncak. Aksi diklaim akan dimulai besok selama berhari-hari di beberapa kota, mulai Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bogor, Brebes, Indramayu, Semarang, Solo, Sukoharjo, Kudus, Kediri, Surabaya, Banjarmasin, Pontianak, Samarinda, Kendari, hingga Padang.
“Kemarahan warga akhirnya pecah. Warga akan turun ke jalan selama berhari-hari tanpa identitas, golongan, kelompok, maupun bendera, mereka yang turun ke jalan adalah warga yang muak dengan situasi saat ini,” tulis @blokpolitikbelajar seperti dilihat terasjateng.com.
“Mengacu pada metode aksi Be Water, aksi ini akan cair bekerja, segala bentuknya akan terus berkembang, tidak ada ketua, tidak ada aksi ini milik siapa, semua ini milik warga,” sambungnya.
Apa pendapatmu tentang ini :)