TERASJATENG.COM | Semarang – Menteri Sosial Tri Rismaharini memberikan penjelasan terkait video Bupati Alor yang memarahi stafnya. Video viral berdurasi sektar 3 menit itu memperlihatkan kemarahan Bupati terkait pemberian bantuan.
Risma menyebut bantuan tersebut bukan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH). Namun bantuan terkait bencana yang kala itu terjadi di NTT.
“Ta jelaskan ya, jadi sebetulnya itu bantuan bukan PKH, tapi bantuan untuk bencana,” kata Risma saat ditemui di Gedung Indonesia Menggugat, Jalan Viaduct, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (2/6).
Risma mengatakan, pada saat bantuan tersebut dikirimkan, dia sama sekali tidak bisa menghubungi siapa pun, baik staf Kemensos maupun pihak Pemerintah Daerah Alor.Disaat yang bersamaan, Risma ingin bantuan dapat segera tersalurkan.
“Saya mengirim barang saat itu dari Jakarta jauh, kita kepingin cepat, jadi kita kirim dari Surabaya, karena kalau dari Surabaya angkutan itu gratis.
Tapi kita tidak bisa masuk ke Pulau itu (Alor).
Saya hubungi bagaimana kondisi di sana, karena hampir seluruh NTT kena, saya hubungi kepala dinas, staf saya, enggak ada yang bisa karena memang saat itu jaringan terputus,” kata Risma.
Selain itu, kondisi cuaca yang buruk menjadi sebab tersendatnya bantuan tersebut. Kendaraan pengangkut bantuan untuk bencana di NTT juga terhambat di pelabuhan.
“Kita tidak bisa merapatkan bantuan, karena cuacanya buruk, sehingga syahbandar mengatakan tidak bisa melaut, kapal-kapal semua berhenti,” kata Risma.
Kemudian di tengah ketidakjelasan tersebut, Ketua DPRD Kabupaten Alor Enny Anggrek menawarkan pertolongan agar bantuan untuk korban bencana bisa cepat diterima masyarakat Alor.Tanpa pikir panjang, Risma menyetujui tawaran tersebut agar bantuan bisa cepat diterima masyarakat terdampak bencana.
“Saat itu kemudian ada lah Ketua DPRD (Alor) menyampaikan kami butuh bantuan tapi tidak bisa (masuk).
Beliau (Ketua DPRD) menawarkan, ‘Bu, itu ada paket dari Dolog yang ibu bisa ganti’,” kata Risma.
“Ya sudahlah, kemudian disebarkanlah, karena kami tidak bisa (karena banyak sekali (yang membutuhkan) saat itu kami tidak bisa kontak siapa pun di situ. Jadi seperti itu,” imbuhnya.
(TJ/Bre)
Apa pendapatmu tentang ini :)