TERASJATENG.COM | Rembang – PPKM Darurat yang diberlakukan pemerintah pusat berdampak pada penurunan omzet mencapai 30 persen pedagang di 15 pasar tradisional di bawah naungan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Diningdagkop UKM) Kabupaten Rembang. Kondisi tersebut membuat dinas ancang-ancang menurunkan targetnya.
Kepala Dinas Perdagangan Perindustrian dan UKM Rembang melalui Plt Dinas Pasar, Setyo Budi Hutomo mengatakan, Pihaknya akan memantau kondisiĀ di lapangan.
āKita pantau di lapangan. Utamanya penutupan pasar selama PPKM. Sampai jam berapa? Jadi harus di lapangan benar,ā katanya.
Budi menambahkan, pihaknya menanpung masukan dari para pedagang maupun pembeli. Mereka menyampaikan keluhan karena omzetnya yang jelas tidak cukup. Sebaliknya pembeli sangat khawatir tidak bisa menemukan pedagang di atas jam tersebut.
Berdasarkan Surat Edaran Bupati Rembang, jam operasional pasar dibatasi hingga 14.00 WIB siang.
āDi atas pukul 14.00 harus tutup operasionalnya. Tapi rata-rata sebelum ketentuan tersebut sudah banyak yang tutup. Hanya pasar Rembang yang berjalan maksimal, kebetulan ada ikanā jelasnya.
Budi tidak menutup mata jika memang omzet para pedagang pasar menurun. Sementara waktu ini presentasenya mencapai 30 persen. Angka tersebut diambil dari angka rata-rata dalam sepekan.
āItu banyak pedagang tidak jualan. Kalau mereka tetap jualan barangnya dikurangi. Kemudian pembelinya juga banyak berkurang otomatis. Sekarang lebih banyak yang online,ā ujarnya dari radarkudus.com.
OPD terkait saat ini terus melakukan evaluasi masukan dari pedagang dan pembeli, termasuk juga soal turunnya rata-rata omzet para pedagang.
Belasan pasar tradisional yang terdampak yakni Rembang, Sulang, Sumber, Tegaldowo, Lasem, Babagan, Jolotundo, Pamotan, Sedan, Gandrirojo, Pandangan, Kragan, Sarang, Wonokerto dan Magersari.
Apa pendapatmu tentang ini :)