TERASJATENG.COM | Kendal – Sejumlah massa yang tergabung dalam Paguyuban Pedagang dan Keluarga Pedagang Korban Kebakaran Pasar Weleri menggelar aksi refleksi memperingati setahun musibah kebakaran Pasar Weleri, Minggu (14/11).
Massa aksi yang berorasi di depan komplek pasar menyampaikan 8 tuntunan. Diantaranya: Pembangun kembali pasar Weleri pada lokasi semula; Kios/los yang akan dibangun dibagikan gratis pada korban kebakaran; Pedagang dibebaskan dari pungutan retribusi, pajak daerah, biaya pembutan/perpanjangan kartu kuning, hingga sampai 6 bulan setelah kios/los pasar baru diserahkan; Penghapusan bunga dan denda hutang pedagang pada Bank pemerintah.
Selain itu, massa menuntut adanya sosialisasi kepada seluruh pedagang atas hasil uji forensik penyebab kebakaran yang selama ini kurang transparan; Ketegasan Pemerintah Daerah kepada aparatunya yang bermain dan melakukan pungutan liar.
Massa meminta aparat berwajib mengawasi dan menindak tegas oknum ASN/Pegawai Pasar dan pihak ketiga yang melakukan korupsi, kolusi, suap selama proses relokasi dan pembangunan kembali Pasar Weleri. Pemerintah Kabupaten Kendal harus mengikuti sertakan seluruh pedagang korban kebakaran dalam setiap proses perencanaan, penyusunan DED, pembangunan, serta pembagian Kios/Los Pasar Weleri.
Korlap Aksi, Ari Fredyanto menyebut bahwa para pedagang selama ini telah memberikan sumbangsih besar terhadap perekonomian di Kabupaten Kendal. Baik melalui pembayaran retribusi sekitar 6,5 Milyar pertahun, serta biaya-biaya lainnya. Akan tetapi sampai dengan saat ini tidak ada perhatian pemerintah kepada nasib para pedagang.
Massa menyayangkan janji Sekretaris Daerah (Sekda) Kendal yang mengatakan akan dibangun pasar darurat pada awal Januari 2021, tapi tidak terealisasi sampai saat ini. Mereka juga menuntut Pasar Weleri agar segera dibangun kembali sebagaimana lokasi semula.
“Semoga segera terbangun dan tidak dipindah, bahkan pembangunannya ada disini lagi. karena ketika nanti pembangunannya dipindah, akan menimbulkan efek yang lain lagi,” pungkas Ari.
Terpisah, Plt. Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Kabupaten Kendal, Khafid Sirotudin berharap pemerintah untuk lebih memperhatikan nasib pedagang korban kebakaran.
“Pemerintah perlu secepatnya mendesain ulang untuk dibangun kembali pasar yang terbakar itu, bukan dengan memindahkan. Kemudian pedagang difasilitasi, misalnya modal kerja yang itu harus tanpa agunan, wong agunannya sudah terbakar,” pungkasnya.
Ia berharap Pemerintah Kabupaten Kendal dapat meniru yang pernah dilakukan Jokowi sewaktu menjadi Walikota Solo, dimana beliau merenovasi pasar tradisional menjadi lebih baik dan gratis bagi pedagang yang menempati sebelumnya.
(B3/TJ)
Apa pendapatmu tentang ini :)