TERASJATENG.COM | NASIONAL – Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin meminta maaf usai diingatkan oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) agar hati-hati dalam berbicara.
Dilansir TribunWow.com, hal tersebut ia sampaikan dalam acara ‘Sapa Indonesia Malam’, KompasTV yang tayang pada Kamis (26/7/2018).
Ketua DPP Partai Demokrat Jansen Sitindaon mengatakan jika SBY sudah memaafkan Ali Ngabalin.
Mendengar hal tersebut, Ali Ngabalin tertawa dan menunduk. Ia kemudian menjelaskan maksud dari apa yang ia sampaikan sebenarnya.
Sebetulnya begini, sebetulnya tidak apa-apa, saya sudah menyampaikan, kalaulah pernyataan saya ini tanpa abangda Bapak SBY melakukan crosscek, karena saya memiliki komunikasi yang bagus, tanpa crosscek, kemudian sangat spontan harus menanggapi pertanyaan dari wartawan.
Ya tidak apa-apalah, sebagai adik, saya selalu menyebutkan saya ini muridnya, saya harus menyampaikan permohonan maaf kalaulah beliau tersinggung.
Tetapi yang dimaksudkan itu adalah, memang saya harus bilang bahwa komunikasi selama ini kan berjalan dengan baik, inikan urusan negara, urusan masa depan republik, kenapa mesti urusan-urusan pribadi itu harus mengorbankan kepentingan republik,” kata Ali Ngabalin.
Diberitakan sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan peringatan kepada Tenaga Ahli Utama KSP Ali Ngabalin.
Sebelumnya, SBY juga memberikan peringatakan kepada Ketua Umum PPP Romahurmuziy yang menyebut apabila Jokowi-SBY gagal nyapres karena permintaan cawapres.
Seorang wartawan kemudian meminta konfirmasi mengenai pernyataan Ali Ngabalin.
Di mana Ali Ngabalin mengatakan tidak benar ada hambatan antara Demokrat dengan Jokowi karena Jokowi sudah mengatakan pasti AHY jadi menteri, dan hal tersebut juga sudah deal dengan SBY.
SBY kemudian dibilang pamit (beralih ke Prabowo) tanpa izin.
Menanggapi hal tersebut, SBY menegaskan jika dirinya bukan anak buah Jokowi, sehingga tidak perlu izin untuk menjalin koalisi dengan siapapun.
“Saya tidak perlu izin dari beliau, SBY bukan bawahan Jokowi, Partai Demokrat bukan partai koalisinya Pak Jokowi,” tegas SBY yang kemudian disambut tepuk tangan oleh audience.
SBY mengatakan jika dirinya dengan Jokowi saling menghormati, oleh karena itu ia meminta Ali Ngabalin untuk hati-hati dalam berbicara.
“Kami saling hormat menghormati, kalau itu keluar dari Ngabalin, hati-hati juga berbicara,” ungkap SBY.
“Begini, saya tidak mengatakan hambatan ini saya dengan Pak Jokowi, tidak. Tapi ada hambatan dalam berkoalisi.”
“Silahkan ditafsirkan sendiri, bukan dengan Pak Jokowi, insya Allah hubungan saya dengan Pak Jokowi tetap baik, beliau presiden kita, tetapi jangan mensimplifikasi, mereduksi, kemudian menggeser persoalan, seolah-olah hambatan itu saya dengan Pak Jokowi, tidak ada.”
“Tidak ada kata-kata harus minta izin, saya tidak tahu sekolahnya di mana saya tidak tahu.”
Diketahui, SBY menggelar jumpa pers dan mengungkapkan hubungannya dengan Jokowi, serta kemungkinannya berkoalisi dengan Prabowo.
Menurut SBY, ada hambatan yang membuat pihaknya tidak berkoalisi dengan Jokowi.
SBY juga membantah jika hal itu karena urusan cawapres.
“Tidak pernah, termasuk yang disebut-sebut AHY, silahkan ditanyakan kepada Pak Jokowi. Pak Jokowi juga tidak pernah menawarkan posisi cawapres kepada Demokrat,” ungkapnya.
“Jadi kami selama melakukan 5 kali pertemuan secara intensif tidak pernah membahas cawapres, kami tidak pernah meminta, dan beliau juga tidak pernah menawari posisi itu,” sambungnya.
SBY lantas menjelaskan perubahan yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir.
“Saya harus mengatakan nampaknya ada hambatan bagi Demokrat untuk berada dalam koalisi. Sungguh pun saya benar-benar merasakan kesungguhan Pak Jokowi untuk mengajak kami, tetapi saya mengetahui tanpa harus saya sampaikan dari mana sumbernya, memang tidak terbuka jalan bagi Demokrat untuk berkoalisi dengan beliau,” ujar SBY.
(*/A5)
Apa pendapatmu tentang ini :)