TERASJATENG.COM | BATANG – Setiap hari Minggu, Hutan Kota Rajawali (HKR), Kabupaten Batang selalu ramai pengunjung. Warga berbondong-bondong ingin melihat keunikan Minggon Jatinan.
Minggon Jatinan merupakan bazar aneka kuliner tradisional khas Kabupaten Batang. Bazar tersebut hanya digelar setiap hari Minggu di HKR.
Aneka kuliner tersedia, mulai dari rujak, urap, bubur, sego jagung, buntil, serabi, apem, jenang hingga mie kenyol dan berbagai makanan, minuman serta jajanan tradisional lainnya.
Uniknya, aneka kuliner itu bisa dibeli bukan dengan uang. Kreweng atau pecahan genting yang digunakan sebagai alat pembayaran.
Namun tentunya, bukan kreweng sembarangan. Kreweng yang dapat digunakan sengaja dibuat khusus oleh pihak penyelenggara dengan bertuliskan Duwit Minggon Jatinan Batang.
Pengunjung yang baru tiba di lokasi bazar ini, langsung diarahkan kepada lokasi penukaran kreweng. Satu kreweng senilai 2 ribu rupiah. Tak sedikit warga menukar uangnya dengan puluhan kreweng sekaligus.
Berbekal kreweng tersebut pengunjung sudah bisa memborong aneka kuliner tradisional lezat khas Kabupaten Batang. Selain itu, tersedia kerajinan tangan yang siap dijadikan oleh-oleh. Aneka kerajian tersebut diproduksi oleh pengrajin binaan PKK Kabupaten Batang. Disamping itu, hiburan musik angklung yang semakin memperkental nuansa ‘jaman dulu’.
Bazar mingguan tersebut dikelola oleh komunitas Madrasah Bisnis yang bekerjasama dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Batang sebagai penyedia lokasi. Komunitas tersebut beranggotakan para pemuda-pemudi Batang yang sebelumnya telah dilatih.
Tak hanya pengelola, seluruh pedagang di bazar tersebut merupakan warga Kabupaten Batang. Kegiatan ini sengaja dimaksudkan untuk memberdayakan usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Batang.
Alim, pengelola kegiatan tersebut mengatakan bahwa konsep bazar ini adalah mengangkat kearifan lokal Kabupaten Batang. Konsep tersebut bermula dari ide dari pembina Madrasah Bisnis, Nur Rohman.
Pihak pengelola telah menyediakan stand bagi warga Batang yang ingin menjual produknya. Syaratnya adalah ber-KTP Kabupaten Batang. 15 persen keuntungan dari penjualan di bazar tersebut akan masuk ke kas pengelola, imbuh Alim, Minggu (21/10).
Sementara itu salah seorang pengunjung, Samsul Ma’arif mengaku bazar minggunan ini unik, kreatif dan sangat menginspirasi. “Barusan saya minum wedang asem, harganya satu keping kreweng, padahal kalo di daerah saya kreweng cuma jadi barang tidak berguna” pungkasnya terkagum.
(A8)
Apa pendapatmu tentang ini :)