TERASJATENG.COM | KENDAL – Setiap Jum’at sore, di Penaruban, Weleri, Kendal Jawa Tengah digelar sebuah halaqah pengajian Majlis Muthalaah Al-Qur’an (MMA). Pengajian tersebut telah rutin digelar sejak 25 Desember 2015 lalu.
Koordinator MMA, Khafid Sirotudin menerangkan pengajian yang digelar di rumahnya tersebut bermula dari keresahannya melihat fenomena umat Islam yang memiliki pemahaman bermacam-macam mengenai Al-Qur’an. Menurutnya, hal tersebut dikarenakan lemahnya umat Islam dalam memahami pesan yang hendak disampaikan dalam Al-Qur’an.
“Al-Qur’an itu rukun iman. Kalo umat Islam itu dijauhkan dari Qur’an, maka umat Islam enggak akan pernah bisa menemukan sejatinya apa sih pesan itu, sebagai petunjuk bagi manusia itu apa, wong tidak tahu apa pesannya,” ungkapnya pada Terasjateng.com beberapa waktu lalu.
Umat Islam, lanjut Khafid hanya tadarus, menghafal serta membaca terjemahnya hanya kadang-kadang, sehingga sulit menangkap isi kandungannya. Kemudian dari situ Khafid bersama Ustadz Margo Hutomo serta angkatan muda mengadakan pengajian muthalaah Al-Qur’an.
Menurutnya, jikalau umat Islam bisa betul-betul memahami apa yang disampaikan Al-Qur’an, maka umat ini kan menjadi umat yang betul-betul pilihan, umat yang Ulul Al-Bab (berfikir).
Pengkajian Al-Qur’an di MMA ini tergolong berbeda dari yang lain. Metode yang dipakai adalah diurutkan sesuai riwayat pewahyuan Al-Qur’an kepada Rasulullah Muhammad Saw.
Hal tersebut menurut Drs. Margo Hutomo, Lc, meniru metode malaikat Jibril dalam mengajarkan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad Saw. Selain itu juga dalam rangka menapaktilasi perjuangan Nabi Muhammad dalam mendakwahkan ayat-ayat Allah kepada umatnya.
“Pengajaran Jibril kepada Muhammad tentunya merupakan metodologi terbaik” tegas Margo, Pengampu MMA.
Islam datang pertama kali mengajarkan aqidah dulu, setelah itu syariat, kemudian baru akhlak. Margo menganalogikan aqidah sebagai sumber mata air, syariat itu aliran sungai dan akhlak adalah muaranya. Atau dalam perumpamaan lain adalah akar, batang dan ranting.
“Hijau menguningnya daun itu tergantung pada akar, akar itu yang harus didahulukan, setelah ada akar, ada batang (pohon) dan rantingnya. Nah, yang terjadi di lapangan itu tidak, orang mendahulukan ranting dari pada akar”, tandasnya.
Margo mengatakan bahwa dalam mempelajari Al-Qur’an itu harus urut seperti layaknya metodologi Jibril. apabila umat tidak mengikuti metodologi tersebut, maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi saling perang diantara umat Islam.
Terakhir, Margo mengatakan bahwa manusia tidak akan lebih pintar dari Malaikat Jibril. Kenapa Jibril mengajarkan Makkiyah dulu baru Madaniyah. Metodologi yang digunakan Jibril tersebut pastilah itu yang terbaik, imbuh Margo.
Selang 3 tahun pengajian MMA digelar, tercatat sudah 141 kali pertemuan dengan pembahasan Al-Qur’an Surat Al-Qasas. Selain itu, pengajian MMA juga memiliki 2 cabang yang menggelar pengajian di Kecamatan Gringsing, serta di Komplek Setda Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
(A8)
Apa pendapatmu tentang ini :)