TERASJATENG.COM, BONE – Irsan Amir (19), seorang mahasiswa IAIN Watampone harus kehilangan nyawa usai mengikuti kegiatan Pendidikan Dasar (Diksar) Mapala kampusnya.
Irsan tewas diduga karena mengalami kekerasan fisik saat sedang menjalani Diksar Mapala.
Kegiatan tersebut dikabarkan berlangsung selama delapan hari.
Saat ini sebanyak 16 panitia pelaksana Diksar sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh Kepolisian.
Dilansir dari tribunjateng.com Kasat Reskrim Polres Bone, AKP Ardy Yusuf mengatakan, Awalnya ada 5 tersangka yang ditetapkan. Setelah melalui pemeriksaan dan pengembangan tersangka bertambah sebanyak 11 orang.
Diketahui tersangka berinisial SR, FT, MS, TF, AR, SL, AS, AZ, MF, SD, RM, KM, SL, NS, HM, dan MY. Mereka berstatus mahasiswa aktif.
Diantara 16 tersangka tersebut, dua diantaranya merupakan Ketua Panitia dan Ketua Mapala.
Irsan tewas dengan kondisi tubuh ditemukan luka lebam, memar, dan bengkak. Diduga terdapat unsur kekerasan dalam pelaksanaan kegiatan itu.
Dari hasi pemeriksaan penyidik, terdapat kekerasan fisik kepada 7 peserta Diksar.
Setiap akan menuju camp pendidikan selanjutnya peserta harus guling jungkir balik dan merayap. Jika peserta tidak bisa, akan ada hukuman pukulan menggunkan tangan dan kayu.
Diantaranya ada juga yang ditendang.
Setiap pagi sebelum berangkat ke camp selanjutnya, peserta juga dipukul pada bagian perut.
“Ditemukan kekerasan fisik berdasarkan alat bukti surat visum. Lalu keterangan saksi korban dan para tersangka. Ada ditunjuk oleh peserta yang menjadi korban, tersangka saling menunjuk dan mengakui,” terangnya.
Para tersangka dikenakan Pasal 170 Ayat 1 dan 2 ke-1 huruf e juncto Pasal 64 KUH Pidana.
“Tersangka terbukti melakukan tindak kekerasan terhadap orang. Ancaman hukuman lima tahun penjara,” tegasnya
Kini para tersangka ditahan di sel Mapolres dan Polsek Bone.
Fakta
Irsan Amir merupakan Mahasiswa IAIN Watampone yang berasal dari Lingkungan Rompe, Kelurahan Bajoe, Kecamatan Tanete Riattang, Kabupaten Bone.
Ungkapan duka juga disampaikan oleh Tim Pendamping dan Investigasi IAIN Watampone, M Imron Azis, SH. MH.
Diketahui beberapa panitia juga merupakan keluarga Irsan Amir.
“Irsan dan beberapa panitia yang kita dapat informasi dari keluarga masih punya hubungan keluarga,” katanya.
Namun, Imron belum dapat memastikan apakah dari 16 tersangka tersebut ada yang dari keluarga Irsan Amir.
Pihak kampus IAIN Watampone akan mendapingi dan berada di tengah – tengah terkai dugaan penganiayaan Irsan Amir dan peserta Diksar.
“Kami berada di tengah-tengah, kami masih mencari tahu juga penyebab kematian dari Irsan Amir di rumah sakit,” katanya
Imron menambahkan, polisi sampai saat ini belum melakukan visum terhadap jenazah korban karena sudah dimakamkan dan butuh persetujuan pihak keluarga.
“Kalau ada yang bersalah silahkan diproses. Kalau, tidak bersalah, maka silahkan dilepaskan,” katanya.
Apa pendapatmu tentang ini :)