TERASJATENG.COM – Hari Lebah Sedunia (World Bee Day) diperingati setiap tanggal 20 Mei.
Siapa tak kenal lebah. Serangga satu ini sangat dikenal manusia, terlebih dari jenis lebah yang berpenyengat. Tak jarang orang yang pernah disengat oleh lebah.
Selain itu, lebah juga dikenal dari jenis lebah yang dapat menghasilkan madu, baik dari jenis lebah berpenyengat (stingg bee) maupun dari jenis tak bersengat (stingless bee). Lebah juga merupakan serangga yang memiliki peran penting dalam membantu penyerbukan tanaman.
Saat ini lebah, penyerbuk, dan banyak serangga lainnya semakin berkurang jumlahnya. Kekhawatiran tentang lebah yang terancam punah telah menjadi perhatian luas di antara orang-orang di seluruh dunia. Itulah alasan Hari Lebah Dunia diadakan, yakni untuk mendidik orang-orang tentang pentingnya lebah dan bagaimana mereka dapat membantu melestarikannya demi masa depan.
Sejarah Hari Lebah Dunia
Hari Lebah Sedunia (World Bee Day) berhubungan dengan Anton Janša, seseorang yang memberi pengaruh penting dalam perintisan peternakan lebah. Dilansir dari Days of the Year pada abad ke-18, Anton Janša memelopori teknik pemeliharaan lebah modern di negara asalnya, Slovenia. Ia merupakan salah satu orang pertama yang membantu mewujudkan pentingnya lebah di lingkungan dunia.
Sejak itu, beternak lebah telah menjadi kebutuhan vital dalam ekosistem dan sistem ekonomi dunia. Namun, tidak banyak orang yang menyadari pentingnya lebah atau mengetahui bagaimana membantu menyelamatkan lebah, yang berujung pada pengumuman Hari Lebah Sedunia melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan Hari Lebah Sedunia untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya lebah. Lebah berada di bawah ancaman terus menerus dari aktivitas manusia, yang meliputi masuknya serangga invasif, pestisida, perubahan penggunaan lahan, dan praktik penanaman tunggal, yang terus menerus menghancurkan koloni lebah dari waktu ke waktu.
PBB menetapkan Hari Lebah Sedunia pada tanggal 20 Mei dan mulai diperingati sejak tahun 2018. Tanggal ini dipilih karena tanggal tersebut merupakan hari kelahiran Anton Janša, yang lahir pada 20 Mei 1734.
Garis waktu menuju Hari Lebah Dunia
Dilansir dari laman Organisasi Pangan Dunia (FAO), berikut rentetan sejarah Hari Lebah Sedunia:
20 Mei 1734 – Breznica, Slovenia Kelahiran Anton Janša, yang berasal dari garis keturunan peternak lebah yang panjang, menjadi pelopor pemeliharaan lebah modern. Lebah sering menjadi topik pembicaraan dengan petani tetangga, yang akan berkumpul di desa dan mendiskusikan praktik bertani dan beternak lebah.
1766 – Anton mendaftar di sekolah pemeliharaan lebah pertama di Eropa.
1769 – Janša bekerja penuh waktu sebagai peternak lebah.
1771 – Menerbitkan buku Diskusi tentang pemeliharaan lebah dalam bahasa Jerman.
1773 – Kematian Jansa karena tifus.
2016 – Pada Konferensi Regional FAO untuk Eropa, Republik Slovenia mengusulkan Hari Lebah Sedunia untuk dirayakan pada tanggal 20 Mei setiap tahun, dengan dukungan dari Apimondia, Federasi Internasional Asosiasi Peternak Lebah.
2017 – Proposal untuk Hari Lebah Dunia diajukan untuk dipertimbangkan pada Sesi ke-40 Konferensi FAO.
2017 – Majelis Umum PBB dengan suara bulat menyatakan 20 Mei sebagai Hari Lebah Sedunia.
20 Mei 2018 – Peringatan Pertama Hari Lebah Sedunia.
Sumber: www.fao.org
Peran Penting Hari Lebah Sedunia
Diperingatinya Hari Lebah Sedunia setiap 20 Mei memiliki tujuan penting bagi upaya penyelamatan lingkungan, khususnya lebah dan penyerbuk tanaman lainnya. Peringatan ini bertujuan untuk membantu mendidik masyarakat tentang pentingnya lebah dan apa yang mereka lakukan bagi lingkungan. Termasuk bagaimana mereka membantu menumbuhkan 90% tanaman bunga liar dunia, 35% tanaman dunia bergantung pada lebah untuk tumbuh, dan bagaimana mereka membantu membangun ekosistem di seluruh dunia.
Peringatan ini juga dalam rangka mengedukasi masyarakat terhadap hewan-hewan penting yang berperan dalam penyerbukan seperti lebah, kelelawar, burung kolibri, dan kupu-kupu yang bersama-sama membantu menjaga ekosistem tetap sehat dan memelihara keanekaragaman hayati. Lebah dan makhluk lain juga membantu kita melawan masalah di tingkat global, seperti kelaparan dunia dan membantu beradaptasi dengan perubahan iklim. Makhluk kecil yang fantastis ini membantu menjaga tanaman dan planet kita tetap hidup.
Lebah adalah serangga menarik bahkan tanpa semua layanan yang mereka berikan untuk kita. Misalnya, frasa lutut lebah sama sekali tidak masuk akal, karena lebah sebenarnya tidak memiliki lutut. Lebah juga berkomunikasi dengan menari – dapatkah Anda bayangkan jika manusia tidak berbicara dan hanya berkomunikasi melalui media tarian?
Lebah telah lama mendukung manusia dengan madu, mulai dari fungsinya sebagai pemanis makanan hingga pembalut luka. Madu juga telah digunakan sebagai antiseptik dan pengobatan untuk luka bakar dan luka selama berabad-abad.
Lebah telah ada selama ribuan tahun, dan lebah pertama yang ditemukan berusia 100 juta tahun. Lebah mungkin juga merupakan spesies pertama yang memutuskan untuk menjadi vegetarian. Awalnya biasa memakan serangga lain, tetapi mereka berevolusi untuk memakan nektar dan serbuk sari.
Apa yang Bisa Kita Lakukan untuk Menyelamatkan Lebah?
Lebah dan penyerbuk lainnya, seperti kupu-kupu, kelelawar dan burung kolibri, semakin terancam oleh aktivitas manusia. Pembukaan lahan hutan menjadi pemukiman atau perkotaan mengakibatkan semakin berkurangnya habitat hewan-hewan tersebut. Apabila aktivitas tersebut tidak segera dikontrol, tanpa disadari dikemudian hari kita akan kehilangan makhluk-makhluk yang berperan penting dalam pelestarian tanaman sebagai penyedia pangan bagi manusia.
Lantas apa yang musti kita lakukan?
Diantara langkah yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan lebah adalah membudidayakannya. Kita bisa mulai membudidayakan lebah di sekitar rumah kita. Tentunya, dengan memperhatikan penyediaan lingkungan yang sesuai serta memastikan ketersediaan pangan bagi lebah. Hal itu bisa dilakukan dengan memperbanyak vegetasi atau tanaman-tanaman yang dapat mendukung tumbuh kembang lebah.
Jenis lebah yang dapat dibudidayakan tentunya adalah jenis lebah penghasil madu, baik dari jenis berpenyengat (sting bee) maupun lebah tanpa sengat (stingless bee). Hal itu selain dalam rangka melestarikan lebah, juga bisa mengambil manfaat lain yakni hasil madunya.
Lebah tanpa sengat atau dikenal dengan nama Trigona juga sangat sesuai dibudidayakan di lingkungan sekitar rumah. Selain kebutuhan sumber pakan tidak terlalu besar, juga aman khususnya bagi anak-anak.
Upaya lain yang bisa kita lakukan adalah melindungi hutan, mengurangi aktivitas yang dapat merusak fungsi hutan sebagai habitat lebah dan hewan penyerbuk lainnya. Selain itu, hendaknya kita juga mengurangi penggunaan pestisida yang dapat membunuh serangga seperti lebah.
Bagaimana Memperingati Hari Lebah Sedunia?
Ada banyak cara bagi kita untuk memperingati Hari Lebah Sedunia. Diantaranya sebagai berikut:
- Mengunjungi peternakan lebah
Anda bisa belajar tentang kehidupan lebah serta manfaat-manfaatnya bagi keseimbangan alam dengan mengunjungi peternakan lebah terdekat dari tempat tinggal Anda.
- Membeli madu dari pembudidaya lebah
Membeli madu langsung dari pembudidaya lebah memiliki kesan berbeda dengan membelinya di toko. Selain juga bisa belajar tentang lebah, kita juga dapat memastikan kualitas madu yang Anda beli. Tidak sedikit madu yang tersedia di pasaran merupakan madu palsu atau campuran. Dengan membelinya langsung dari pembudidaya, paling tidak Anda bisa memastikan bahwa madu yang Anda beli merupakan madu murni.
- Menanam tanaman berbunga
Salah satu upaya melestarikan lebah, adalah dengan menanam tanaman berbunga. Hal itu karena tanaman berbunga merupakan sumber pakan bagi lebah.
- Membeli souvenir/perhiasan bermotif lebah
Anda bisa membeli kaos, souvenir atau perhiasan bermotif lebah, sebagai wujud kepedulian terhadap serangga tersebut. Paling tidak, Anda telah berkontribusi dalam memberikan pendidikan/edukasi kepada anak-anak atau masyarakat di lingkungan sekitar kita agar bersama-sama meningkatkan kepedulian kepada hewan yang membantu penyerbukan.
- Berdonasi untuk badan amal yang membantu konservasi lebah
Cara lain yang bisa Anda lakukan adalah menyisihkan sebagian rezeki untuk lembaga konservasi lebah di lingkungan sekitar tempat tinggal Anda.
- Menyebarkan informasi tentang lebah lewat media sosial
Atau cara paling mudah bagi Anda untuk memperingati Hari Lebah Sedunia adalah dengan cara menyebarkan informasi mengenai lebah melalui media sosial Anda. Meskipun cara ini sangat mudah, akan tetapi Anda telah banyak membantu mendidik masyarakat untuk bersama-sama peduli terhadap lebah dan hewan-hewan penyerbuk lainnya.
Peringatan Hari Lebah Sedunia memberikan kesempatan bagi kita semua – apakah kita bekerja untuk pemerintah, organisasi atau masyarakat sipil atau warga negara yang peduli – untuk mempromosikan tindakan yang akan melindungi dan meningkatkan penyerbuk dan habitatnya, meningkatkan kelimpahan dan keanekaragamannya, dan mendukung pembangunan berkelanjutan pembiakan lebah.
Dengan memperingati Hari Lebah Dunia setiap tahun, kita dapat meningkatkan kesadaran tentang peran penting yang dimainkan lebah dan penyerbuk lainnya dalam menjaga kesehatan manusia dan planet ini, dan tentang banyak tantangan yang mereka hadapi saat ini.
[RK]
Apa pendapatmu tentang ini :)