TERASJATENG.COM | Blora – Bandara Ngloram di kecamatan Cepu, kabupaten Blora, Jawa Tengah yang kini tengah dalam pengembangan nantinya bakal diberikan nama presiden ke-4 Republik Indonesia yakni Abdurrahman Wahid atau lebih dikenal dengan panggilan Gus Dur.
Gubernur Jawa tengah, Ganjar Pranowo saat mengecek penanganan Covid-19 di Kabupaten Blora, Kamis (24/6) mengatakan, usulan nama Abdurrahman Wahid itu diutarakan oleh Bupati Blora Arief Rokhman.
Terkait usulan nama bandara yang diutarakan oleh Arief, Ganjar sangat mendukung penuh usulan dari tuan rumah dan mengungkapkan bahwa pembebasan lahan yang dilakukan Pemprov juga telah selesai.
“Dari Pemprov sudah beres, tinggal nunggu berita acara persiapan hibah titik jadi kami yang membebaskan sudah selesai semua kami biayai terus dihibahkan titik nah itu draft nya sudah ada tinggal saya tekan saja,” Ungkap Ganjar.
Sementara itu, Ganjar juga berterima kasih karena bupati Blora bergerak cepat sehingga 2 maskapai penerbangan rencananya akan beroperasi di bandara Ngloram.
Kami siapkan biar nanti bisa segera kita uji coba untuk operasional seperti yang di Purbalingga dan pak Bupati juga sudah mengambil inisiatif bekerjasama dengan beberapa kabupaten yakni Bojonegoro, Tuban, Rembang, untuk berbicara skema pembiayaan, termasuk me-manage detailnya. Malah pak Bupati sudah siapkan lebih operasional lagi, mudah-mudahan ini bisa segera jalan,” tutur Gubernur Jawa Tengah itu.
Saat ini pembangunan bandara ngloram sudah mencapai 80% untuk terminal, sedangkan untuk akses nya baru dimulai.
Bandara ngloram juga diuntungkan karena memiliki akses yang dekat dengan stasiun kereta api.
“Kalau pembangunan terminal sudah 85 persen, jalan akses baru dimulai, tapi kan beruntung itu karena belakangnya ada stasiun sehingga nanti koneksinya kereta api,” Ujarnya.
Pengembangan Bandara Ngloram sendiri ditargetkan selesai pada tahun 2021 sehingga diharapkan membuka akses bagi daerah setempat dan sekitarnya juga untuk mendongkrak perekonomian.
Sebagai informasi, bandara yang tidak aktif selama 34 tahun itu menjadi aset milik Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang kemudian dialihkan ke Kementerian Perhubungan pada tahun 2018 untuk dijadikan sebagai bandara umum dengan landasan pacu sepanjang 1500 meter dan lebar 30 meter.
Apa pendapatmu tentang ini :)