TERASJATENG.COM | Rembang – Sebanyak 90,058 jiwa di Kabupaten Rembang terancam terdampak krisis air bersih. Mengacu data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) tahun lalu, krisis air tersebar di 67 desa di 14 kecamatan. Kebutuhan air per minggu yakni 151 tangki.
Plt Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Rembang, Akhir Budi Asmara mengatakan, peta desa yang terdampak relatif sama. Misalnya, Desa Pranti Sulang, Desa Ngotet Rembang, dan Desa Ketangi Pamotan.
”Sementara ini yang pernah mengajukan Pranti. Kami dari BPBD ada anggaran untuk itu. Tapi baru satu desa. Jadi belum bisa mengatakan bahwa Rembang itu darurat kekeringan. Samplenya mungkin minimal 3 desa. Kalau ada permintaan air bersih dari desa, kita baru mengajukan bahwa Rembang dalam keadaan darurat kekeringan,” katanya, dikutip dari Radar Kudus Jawa Pos (29/08).
Budi mengungkapkan, belum ada pengajuan permohonan bantuan droping air sampai saat ini. Namun pihaknya masih terus melakukan pemantauan di daerah yang rawan kekeringan.
BPBD Rembang sementara ini menyiapkan anggaran sebesar Rp 50 juta. ”Untuk tahun lalu ada Rp 200 juta. Tahun ini disiapkan Rp 50 juta. Mungkin kalau ada yang terdampak kekeringan lebih banyak, bisa mengajukan perubahan. Alhamdulillah saat ini Rembang kemarau basah. Untuk desa-desa yang terdampak kekeringan Alhamdulillah sampai saat ini belum tampak,” pungkasnya.
Apa pendapatmu tentang ini :)