Dibedah di Kedai Omah Moe, Penulis Ini Beberkan Makna Dibalik Judul Bukunya
TERASJATENG.COM | KENDAL – Penerbit buku di Kendal, PT. Media Edents Publika bersama Kedai Omah Moe, Purin, Kendal menggelar acara Ngobrol Blak-blakan atau Ngobrak, Ahad (13/1) kemarin.
Acara tersebut mengupas Buku Surga di Belakang Rumah Kita, karya Agus M. Irkham, seorang pegiat literasi asal Batang, Jawa Tengah.
Dalam kesempatan itu, penulis buku, saat menjadi narasumber acara tersebut memaparkan isi bukunya. Ia memulai dengan menjelaskan maksud pemilihan frasa dalam judul yang merupakan kritiknya terhadap fenomena kehidupan sehari-hari yang ia jumpai.
“Surga, itu sebuah situasi yang disitu ada keindahan, kebahagiaan, ada sungai mengalir, kita bertelekan di dipan-dipan, di bawah pohon apel, ada pelayan yang hilir mudik melayani kita, kalo ketemu dengan orang lain, pasti bilang salam-salam-salam, saling mendo’akan,” papar Agus M. Irkham memberi imajinasi tentang surga.
Jadi, lanjut penulis buku tersebut, identifikasi surga adalah hal-hal yang sangat indah, yang kita dambakan semua. Surga tidak harus ditunggu setelah manusia meninggal dunia. Namun surga, dalam arti kebahagiaan dan keindahan dapat dibangun ketika hidup di dunia, bahkan surga bisa diwujudkan dalam rumah.
Sementara frasa “di Belakang Rumah Kita”, jelas Agus, karena ia melihat seringkali orang ingin menampakkan keharmonisan keluarganya di depan atau di ruang tamu, yang sifatnya formal. Padahal belum tentu, di belakang itu keluarganya betul-betul harmonis.
“Kebahagiaan itu bukan sesuatu yang ditampak-tampakkan, kebahagiaan itu adalah sesuatu yang cukup dirasakan,” papar Agus mengulas bukunya.
Dalam acara Ngobrol Blak-blakan tersebut dihadiri puluhan peserta dari berbagai kalangan dan lintas usia. Diantaranya dari kalangan mahasiswa, komunitas literasi, guru hingga aktivis pemuda.
Komisaris PT. Media Edents Publika, Khafid Sirotudin yang juga hadir dalam kegiatan tersebut mengatakan bahwa di Kabupaten Kendal perlu adanya sebuah gerakan literasi. Mengingat minat baca masyarakat Indonesia masih sangat rendah, yang hanya rata-rata 3 kali dalam setahun.
(A8)
Apa pendapatmu tentang ini :)