Terasjateng.com,Kendal- Untuk menekan angka Stunting di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, anggota DPR RI Komisi IX, Fadholi terus melakukan sosialisasi dan edukasi terkait pencegahan stunting kepada warga Kendal.
Untuk saat ini, pihaknya berkerjasama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Tengah dalam mensosialisasikan dan mengedukasi masyarakat terkait Stunting, yang dilaksanakan di Balai Desa Tanjunganom Kecamatan Rowosari Kendal, Selasa (02/11/2021).
Dalam sambutanya, Fadholi meminta kepada para kader KB untuk terus memberikan sosialisasi dan edukasi terkait stunting kepada masyarakat agar bisa mencegah stunting pada balita.
“Disetiap wilayah pasti ada potensi anak stunting. Jadi kader Kb ini harus melakukan pendataan namun harus dibekali dengan pengetahuan tentang stunting karena tidak semua balita yang kurang gizi adalah stunting, namun anak stunting dipastikan gizinya buruk,” katanya.
Sementara itu, Farida Sumarlin, Koordinator Advokasi, Informasi, Edukasi BKKBN Jawa Tengah menjelaskan sosialisasi kali ini bertujuan untuk memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat. Menurutnya angka pernikahan dini di Kecamatan Rowosari masih tinggi.
“Kebetulan hari ini pendataan 2021 telah di launching. Dari data itu nantinya angka resiko stunting akan terdeteksi penyebab resiko stunting apakah karena pernikahan dini atau faktor-faktor lain sehingga akan segera bisa dilakukan penanganan,” ungkapnya.
Dia menjelaskan kondisi pandemi, pihaknya masih terus melakukan penekanan angka stunting. Namun dalam penekanan itu hasilnya masih minim.
Oleh sebab itu, kata dia, Presiden RI Joko Widodo menunjuk kepada BKKBN untuk melakukan percepatan penurunan stunting.
“Tentu ini menjadi tugas berat bagi kami dalam mempercepat penurunan angka stunting. Bapak Presiden RI mengharapkan BKKBN bisa menekan angka stunting hingga 50 persen dari kondisi sekarang, hingga di tahun 2024 diharapkan bisa mencapai angka 14 persen,” tandasnya.
Sebab, keluarga merupakan ujung tombak utama membangun keluarga berkualitas yaitu keluarga yang mandiri, sehat, sejahtera yang memiliki wawasan ke depan yang bertanggung jawab dan harmonis.
Untuk itu, dia menekankan pentingnya untuk tetap menjaga agar mental karakter dan moral keluarga tetap terjamin dalam memiliki kemampuan yang mandiri sehingga unggul dalam segala hal.
“Kualitas SDM dimulai dari keluarga, anak dalam kandungan dan dilahirkan diharapkan menjadi anak yang sehat karena keluarga merupakan lingkungan utama dan pertama bagi anak-anak dalam pendidikan karakter dan tidak membatasi tempat,” pungkasnya.
Apa pendapatmu tentang ini :)