TERASJATENG.COM | Kendal — Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Jawa Tengah, Ir. Agus Wariyanto, S.IP., MM mengunjungi lokasi pekarangan rumah yang dimanfaatkan untuk budidaya lebah Trigona di Weleri, Kendal, Jum’at (18/6).
Dalam kunjungannya, Kadishanpan beserta jajarannya menyicipi sensasi sedot madu lebah Trigona atau dikenal dengan Klanceng langsung dari sarangnya.
Lebah Klanceng merupakan salah satu jenis lebah penghasil madu. Lebah jenis ini memiliki khas dengan ukurannya yang kecil dan tidak memiliki sengat.
“Ini madu asli, dan rasanya memang tiap-tiap pot madu itu bervariasi. Ada yang masih terbuka itu masih rasa madu biasa, dominan manis, kalau sudah tertutup cenderung ada masamnya,” terang Agus Wariyanto.
Menurut Agus, budidaya lebah Klanceng di pekarangan rumah merupakan suatu inovasi dan sangat cocok membantu meningkatkan gizi keluarga untuk membangun ketahanan pangan.
“Makanya perlu mengembangkan madu Klanceng ini ke depan. Ini cara budidayanya sangat mudah, hasilnya juga memuaskan dalam rangka meningkatkan gizi keluarga,” terang Agus pada Terasjateng.com.
Sementara itu, Kasi Harga Pangan Dishanpan Jateng, Agus Sudjatono mengajak masyarakat memanfaatkan pekarangan untuk budidaya lebah madu Klanceng.
“Luar biasa, pasti asli ini dari sarangnya, mari kaum milenial kita manfaatkan pekarangan, mari beternak madu klanceng, luar biasa,” tandasnya.
Lokasi budidaya Klanceng ini diketahui merupakan pekarangan milik Khafid Sirotudin, pembudidaya Klanceng sekaligus pendiri Himpunan Budidaya Klanceng Indonesia (HIBTAKI). Ia telah menekuni budidaya Klanceng sejak 2019.
Di Pekarangannya, ia memiliki koleksi berbagai jenis lebah Klanceng. Diantaranya jenis Tetragonula laeviceps, biroi, sarawakensis, pagdeniformis dan yang bisa dipakai untuk praktek sedot madu adalah jenis Heterotrigona Itama.
Khafid Sirotudin mengatakan bahwa pihaknya kini tengah gencar melakukan pelatihan dan edukasi budidaya Klanceng di pekarangan rumah kepada masyarakat di Jawa Tengah.
“Ini ingin menunjukkan bahwa di tempat seperti ini (perkotaan) pun bisa, apalagi yang sengaja disiapkan untuk budidaya” tandas Khafid.
(B3/TJ)
Apa pendapatmu tentang ini :)