Terasjateng.com | Brebes. Pendamping PKH Kecamatan Tonjong Brebes Via Amalia bersama Bripka Ely Yulianto Bhabinkamtibmas Desa Tanggeran lakukan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) pada Selasa (12/4) Siang.
Pertemuan kelompok yang wajib diikuti keluarga penerima bantuan sosial tersebut dilaksanakan di rumah salah satu Ketua kelompok PKH, Madatul Muyasaroh. Materi P2K2 yang disampaikan modul perlindungan Anak.
Via Amalia mengatakan PKH merupakan bantuan tunai bersyarat, kehadiran KPM dalam P2K2 menjadi salah satu komitmen yang harus dipenuhi KPM PKH.
“Materi P2K2 yang disampaikan tentang Modul Perlindungan Anak, adapun Bhabinkamtibmas kita ajak tentunya untuk mensukseskan program PKH kaitannya perlindungan pada anak dan kamtibmas secara umum, tentunya perlindungan anak berkaitan erat dengan kondisi kamtibmas” Ujar Via Amalia pada wartawan terasjateng.com, Rabu (13/4).
Saat pelaksanaan P2K2, Via menjelaskan materi perlindungan anak meliputi pengertian anak, dan Hak-hak Anak, kekerasan dan perlakuan salah pada anak, serta jenis, contoh, dan akibat kekerasan atau perlakuan salah pada anak.
Turut dalam acara hingga selesai, Bripka Ely Yulianto Bhabinkamtibmas Desa Tanggeran Kecamatan Tonjong. Menurutnya, kegiatan harus dilakukan dengan intens guna terciptanya keamanan dan ketertiban masyarakat, dan tentunya sosialiasisasi serta pencegahan kekerasan terhadap anak dimulai dari lingkungan keluarga.
Yulianto menambahkan, Anak merupakan masa depan bangsa, maka perlindungan anak dalam segala aspek harus dijalankan secara bersinergi.
“Kebetulan temanya tentang perlindungan anak, Anak itu generasi penerus Bangsa, maka perlindungan Anak dalam segala aspek merupakan bagian dari pembangunan nasional,” Kata Yulianto.
Sementara itu, Ketua Kelompok PKH Madatul Muyasaroh senang ada pertemuan kelompok tersebut. Ia mengaku memperoleh ilmu yang baik dalam pengasuhan dan perlindungan anak, serta dapat memahami tentang hak-hak yang harus diperoleh anak.
“Meski puasa, tapi pertemuan kelompoknya tidak jenuh. Pelajarannya mudah dipahami, dan peserta senang karena ada tepuk-tepuk tangannya seperti tepuk hak anak,” Pungkas Madatul.
Apa pendapatmu tentang ini :)