Terasjateng.com | Publik Bicara — Limbah rumah tangga merupakan salah satu penyumbang terbesar terhadap masalah sampah di Indonesia. Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menunjukkan bahwa pada tahun 2022, Indonesia menghasilkan sekitar 35,92 juta ton sampah, dengan 40,64% di antaranya berupa sampah organik. Sayangnya, sebagian besar sampah ini berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), yang tidak hanya mencemari lingkungan tetapi juga menyebabkan masalah kesehatan masyarakat. Untuk mengatasi permasalahan ini, pemanfaatan limbah rumah tangga menjadi pupuk organik cair (POC) menawarkan solusi yang berkelanjutan, bernilai ekonomis, dan memberdayakan masyarakat.
Mengurangi Dampak Negatif Lingkungan
Pengelolaan limbah rumah tangga menjadi pupuk organik cair adalah langkah strategis dalam mengurangi beban sampah di TPA. Sampah organik yang dibiarkan membusuk di TPA menghasilkan gas metana, salah satu gas rumah kaca yang berkontribusi pada perubahan iklim. Dengan mengolah sampah organik menjadi POC, limbah ini diubah menjadi produk yang bermanfaat, sekaligus mengurangi emisi gas berbahaya. Selain itu, POC juga mengurangi kebutuhan akan pupuk kimia yang dapat mencemari tanah dan air.
Kemanfaatan Pupuk Organik Cair dan Kompos
POC memiliki manfaat luar biasa bagi pertanian. Kandungan nutrisinya, seperti nitrogen, fosfor, dan kalium, membantu meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas tanaman. Sebagai pupuk cair, POC mudah diserap oleh tanaman sehingga hasilnya lebih cepat terlihat. Di sisi lain, pupuk kompos dari limbah rumah tangga juga memiliki peran penting dalam memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kapasitas penyerapan air, dan menambah kandungan bahan organik di dalam tanah. Kombinasi POC dan pupuk kompos mampu menciptakan ekosistem pertanian yang lebih sehat dan ramah lingkungan.
Nilai Ekonomis dan Pemberdayaan Masyarakat
Pemanfaatan limbah rumah tangga menjadi POC dan kompos tidak hanya memberikan dampak positif pada lingkungan, tetapi juga memiliki potensi nilai ekonomis yang signifikan. Proses produksi POC relatif sederhana dan dapat dilakukan di tingkat rumah tangga dengan biaya rendah. Produk ini kemudian dapat dijual sebagai sumber pendapatan tambahan bagi keluarga.
Di tingkat masyarakat, pengelolaan limbah secara kolektif membuka peluang pemberdayaan. Kelompok-kelompok masyarakat dapat didorong untuk mengelola limbah bersama-sama, menghasilkan POC dalam skala yang lebih besar, dan menjadikannya sebagai produk unggulan desa. Contoh sukses pemberdayaan ini telah terlihat di berbagai daerah, di mana kelompok tani atau koperasi mengolah limbah menjadi pupuk organik dan memasarkan produk tersebut ke pasar lokal maupun nasional.
Pendekatan Religius dalam Pengelolaan Limbah
Dalam Islam, menjaga lingkungan adalah bagian dari iman. Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an:
“Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (Allah) memperbaikinya…” (QS. Al-A’raf: 56) menegaskan pentingnya tanggung jawab manusia terhadap pelestarian lingkungan. Pemanfaatan limbah rumah tangga menjadi pupuk organik adalah wujud nyata pelaksanaan amanah ini. Selain itu, langkah ini juga mencerminkan prinsip kesederhanaan dan efisiensi yang diajarkan Islam.
Pemanfaatan limbah rumah tangga menjadi pupuk organik cair adalah solusi inovatif yang tidak hanya mengatasi masalah sampah tetapi juga memberikan manfaat lingkungan, ekonomi, dan sosial. Dengan implementasi yang tepat, pendekatan ini dapat menjadi salah satu cara efektif untuk mendukung ketahanan pangan, memberdayakan masyarakat, dan menjaga kelestarian lingkungan. Mari kita mulai dari rumah kita sendiri untuk menciptakan perubahan yang lebih besar demi masa depan yang lebih baik.
Penulis adalah Ketua Program Studi Agribisnis Universitas Muhammadiyah Semarang
Apa pendapatmu tentang ini :)