Terasjateng.com | Yogyakarta- Kampanyekan program Kurikulum Merdeka, Himpunan Mahasiswa Prodi PAI Universitas Alma Ata Yogyakarta gelar Workshop sekala Nasional yang digelar secara online bersama para praktisi pendidikan dan para pelaku pendidik di sekolah maupun Madrasah yang ada di DIY dan sekitarnya, dari mulai tingkat Dasar hingga perguruan tinggi.
Dalam acara Workshop tersebut, panitia penyelenggara menghadirkan sembilan nara sumber, diantaranya dari Kanwil Kemenag DIY, praktisi pendidik, pengawas sekolah dan madrasah serta beberapa dekan dan dosen Alma Ata yang berkopenten. Acara itu diselengarakan di dalam ruang virtual Workshop Nasional Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar, sejak 19-27 Oktober 2022.
Salah seorang panitia penyelenggar Workshop Kurikulum Merdeka Belajar, Nur Kholik menyampaikan bahwa, acara Workshop tersebut dilaksanakan bertujuan untuk memberikan wawasan dan pemahaman kepada para pendidik di sekolah maupun di madrasah tentang program pemerintah (kemenristekdikti) terkait Kurikulum Merdeka Belajar.
“Melalui workshop ini, diharapkan para mahasiswa, praktisi dan pendidik di sekolah maupun madrasah bisa memahami manfaat dari penerapan Kurikulum Merdeka Belajar dalam kurikulum pendidikan di masing-masing sekolah maupun madrasah dan bagaimana menerapkan kurikulum tersebut,” katanya.
Adapun Dr. Ahmad Salim, M.Pd. (Dekan FITK Universitas Alma Ata) menjelaskan bahwa, implementasi Kurikulum Merdeka Belajar yang digagas oleh pemerintah (kemenristekdikti) tersebut tentu akan bisa menunjang pendidikan di sekolah maupun madrasah melalui metode pembelajarannya yang bisa diterapkan di era sekarang.
“Jadi melalui workshop ini kita ingin memberikan gambaran, wawasan dan pemahaman kepada para mahasiswa, pelaku (pendidik) dan pengawas pendidikan bahwa, Kurikulum Merdeka ini bukanlah suatu momok baru di lingkup pendidikan sekolah maupun madrasah, melainkan Kurikulum Merdeka Belajar ini justru bisa sangat membantu peningkatan pendidikan dan bisa diterapkan menyesuaikan kebutuhan dan SDM yang ada,” ucapnya.
Kemudian dalam kesempatannya Nur Kholik mengatakan bahwa, ada 150 peserta yang terdaftar dari beberapa wilayah yang ada di Indonesia yang mengikuti workshop yang digelar secara online. “Workshop Nasional Kurikulum Merdeka Belajar di gelar secara online selama 7 hari berturut-turut, dari mulai tanggal 19, 20, 21, 24,25,26, dan 27 Oktober 2022,” jelasnya.
Salah seorang narsum dalam acara Workshop Nasional itu, yang kebetulan juga menjabat sebagai Subkor Guru Bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kementerian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta Edy Purwanto, S.Pd, M.Pd.Si. mengatakan bahwa, Kurikulum merdeka belajar yang sudah ditetapkan oleh pemerintah dan menjadi acuan kegiatan pembelajaran di sekolah dan madrasah di Indonesia.
“Namun demikian, khusus untuk madrasah yang mempunyai karakter sedikit berbeda dengan sekolah diperlukan petunjuk teknis pelaksanaannya. Untuk menindaklanjuti semua keperluan itu, maka Menteri Agama Republik Indonesia Yaqut Cholil Qoumas melalui Kementerian Agama menerbitkan KMA nomor 347 tahun 2022 tentang pedoman implementasi kurikulum merdeka di madrasah,” ujarnya.
Edy menjelaskan secara lengkap pelaksanaan kurikulum merdeka di madrasah. “Madrasah adalah sekolah berciri khas Islam sehingga dalam KMA 347 diatur penerapan kurikulum untuk mapel umum menggunakan ketentuan Kemendikbud sedangkan untuk mapel PAI dan Bahasa Arab mengikuti juknis dari Kemenag,” terangnya.
Dalam kesempatan itu, dirinya sangat mengapresiasi kepada panitia dan juga peserta workshop atas keseriusannya dalam mensukseskan acara workshop tersebut.
“Seratus lebih peserta yang mengikuti workshop di hari pertama tersebut tercatat serius dalam menyimak pemaparan dan pada even tanya jawab banyak yang menyampaikan pertanyaan melalui media virtual via rise hand serta chat,” paparnya
Edy melankutkan, adapun pertanyaan yang diajukan kepada narsum dari Kanwil Kemenag DIY berkisar tentang latar belakang diberlakukannya Kurikulum Merdeka sampai pada penelusuran konten dan struktur kurikulum ini dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya.
“Pada tahun 2024 pelaksanaan kurikulum merdeka akan dievaluasi dan akan ditentukan kemudian kurikulum nasional yang diberlakukan. Madrasah ialah sekolah bercirikhas Islam sehingga dalam KMA 347 diatur penerapan kurikulum untuk mapel umum menggunakan ketentuan Kemendikbud sedangkan untuk mapel PAI dan Bahasa Arab mengikuti juknis dari Kemenag,” tandasnya.
Dikatakan, adapun narsum Workshop Kurikulum Merdeka diantaranya Subkor Guru Penmad Sosialisasikan KMA 347, Dekan FITK Agus Salim , Dosen Alma Ata Aida Hayani dengan pemateri pertama dari Kanwil Kemenag DIY bersama dosen Ardi Erdiyanto.
Info lebih lanjut tentang program Kurikulum Merdeka Belajar bisa dikunjungi melalui akun resmi dari Himpunan Mahasiswa Prodi PAI Universitas Alma Ata Yogyakarta.
YouTube: PAI Universitas Alma Ata
Instagram : himapaiuaa
Facebook : Hima Pai Uaa
Tiktok. : himapaiuaa
Word pres : almaata.himapai@gmail.com dan @himapaiuaa @prodipai_uaa @Universitas_almaata @Bem_almaata @Kemahasiswaanpai_uaa.
Apa pendapatmu tentang ini :)