TERASJATENG.COM | Rembang – Harga rajungan di Kabupaten Rembang kembali menyentuh harga tertinggi sejak munculnya pandemi Covid-19.
Dilansir dari r2brembang.com, salah seorang pengepul rajungan di Dusun Pendok, Desa Manggar, Kecamatan Sluke, Abdul Charis mengatakan bahwasanya sektor komoditi rajungan tidak terlalu terkena dampak pandemi Covid-19.
Sebaliknya, pabrik-pabrik besar penerima daging rajungan lebih cenderung membelanjakan anggaran lebih banyak di tahun ini, jika dibandingkan periode sebelumnya di tahun 2020.
“Ekspor rajungan masih stabil, terbukti pabrik-pabrik penerima daging rajungan di Kabupaten rembang lebih banyak belanjanya. Kami memperkirakan permintaan pasar, termasuk dari luar negeri meningkat, “ Ujar Abdul Charis.
Charis mengungkapkan, harga rajungan saat ini mencapai Rp 120 ribu per kilogram dan menjadi harga tertinggi sejak tahun 2020 lalu.
“Kali ini termasuk yang paling tinggi mas, soalnya sampai Rp 120 ribu, “ ujar Charis.
Namun belakangan, karena harga cukup tinggi ada beberapa oknum yang mencampur daging rajungan dengan daging yang di bawah kualitas standart.
“Ya ulah segelintir orang saja, jangan aji mumpunglah. Katakan bahasanya itu tidak punya standar produksi. Bukan kategori rajungan, tapi dimanfaatkan untuk campuran, karena harga tinggi, “ keluhnya.
Tingginya harga ini membuat para nelayan semakin giat dalam mencari rajungan. Bahkan, beberapa dari nelayan rela menambah jarak ketika memasang penjebak rajungan.
“Semoga dari sisi hasil tangkapan bisa stabil, “ tambah Charis.
Apa pendapatmu tentang ini :)