TERASJATENG.COM, SRAGEN – Produk makanan tahu dan tempe di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah mengalami kelangkaan yang diperkirakan hingga tiga bulan kedepan.
Hal ini merupakan imbas dari belum tersedianya bahan baku tahu dan tempe yaitu kedelai.
Dilansir dari tribunjateng.com, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Disperketapang) Sragen, Eka Rini Mumpuni Titi Lestari mengatakan, Petani di bumi Sukowati baru akan menanam kedelai pada pertengahan Juni hingga 25 juni 2021, sehingga baru akan panen tiga bulan kedepan.
“Tahun 2021 ini untuk pertanaman kedelai sampai bulan ini belum ada. Karena Sragen penanaman kedelai baru dimulai nanti pertengahan Juni.” ujar Eka.
Tidak adanya petani yang menanam kedelai membuat masyarakat dan beberapa pihak di Kabupaten Sragen sendiri harus mengambil dari Kabupaten lain untuk memenuhi kebutuhan.
Eka mengungkapkan telah meninjau sejumlahkabupaten, namunn memang pasokan kedelai tidak begitu banyak.
“Memang kondisinya saat ini tidak ada kedelai di Sragen, memenuhi kebutuhan Sragen import dari luar. Di daerah lain juga sama.”
“Kalaupun ada hanya untuk bibit di daerah Brebes, Demak, Blora sudah panen tapi masih sedikit karena diprioritaskan untuk ditanam kembali,” .lanjut Eka.
Eka mengaku, sudah melakukan komunikasi dengan salah satu perwakilan pengusaha sebagai upaya untuk membantu masyarakat, khususnya pengusaha tahu dan tempe.
“Kemarin kami sudah komunikasi dengan salah satu perwakilan dari pengusaha pengrajin tahu tempe, nanti ada asosiasi yang akan di link-kan dengan gapoktan-gapoktan yang akan menanam kedelai. Sehingga kedelai kita nanti tidak keluar bisa dimanfaatkan oleh kedepannya pengrajin Sragen sendiri,” terang Eka.
Sementara itu, hal senada juga dikatakan oleh Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowat, selama tiga bulan kedepan memang belum ada tindakan.
Agar tetar dapat memproduksi tempe dan tahu, para pengusaha harus mengimpor dari daerah luar Sragen uang harganya cenderung mahal.
Yuni megakku pihaknya baru akan mengusulkan kepada Gubernur Jawa Tengah soal subsidi harga yang diminta para pedagang.
“Akan kita usulkan gubernur terlebih dahulu. Karena tidak hanya terjadi di Sragen, saya kira semuanya merata dan kalau khusus di Sragen memang saat ini tidak ada tanam kedelai baru nanti 3 bulan lagi,” katanya.
Sementara harga kedelai dari luar Sragen di tiga pasar induk Sragen sudah mengalami kenaikan harga sejak pertengahan bulan Mei lalu mencapai Rp 9,95 ribu hingga Rp 10,5 ribu.
Apa pendapatmu tentang ini :)