TERASJATENG.COM | Kendal — Tim KKN Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) menginisiasi sinergitas kampus dengan penggiat wisata desa. Kamis (17/2), Tim KKN UPGRIS memfasilitasi pertemuan Dosen dengan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Sambongsari bertajuk “Ngobrol Santai”, di wisata Bukit Tegal Santun, Desa Sambongsari.
Pertemuan yang membahas sejumlah hal bagi pengembangan wisata desa tersebut dihadiri 4 Dosen UPGRIS, Dr. Ir. Efriyani Sumastuti, M.P., Dr. Heri Prabowo, S.E., M.M., Dr. Bayu Kurniawan, S.Kom., M.M., Dhea Rizky Amelia, S.E., M.E, Kepala Desa Sambongsari Bani Ardi, S.Pd., M.Pd., pengurus Pokdarwis Sambong Pesona serta penggiat wisata desa Sambongsari.
Salah satu Dosen UPGRIS, Dr. Heri Prabowo, S.E., MM dalam kegiatan tersebut mengatakan bahwa tantangan dalam upaya mengembangkan desa wisata berkelanjutan adalah sinergitas berbagai pihak. Menurutnya, perlu kepemimpinan, baik formal maupun non formal, kekompakan atau solidaritas warga dan pengurus wisata, menjalin kemitraan antar desa, serta sinergi dengan produk UMKM lokal.
Pengembangan wisata desa maupun desa wisata, lanjut Heri juga perlu ada perencanaan yang matang, seperti penataan lokasi, pembangunan gapura atau pintu masuk menjadi hal yang sangat penting. Ia akan melibatkan pihak kampus jika memang dibutuhkan, diantaranya melalui penerjunan KKN.
“Karena kami ada kewajiban pengabdian, di lingkungan kami ada mahasiswa arsitek yang berpotensi untuk bisa dilibatkan. Kami akan merekomendasikan Desa Sambongsari digunakan untuk KKN periode berikutnya,” pungkas Heri.
Ketua Tim KKN UPGRIS, Deni Novian mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan upaya mempertemukan dan mensinergikan pihak penggiat wisata dengan pihak kampus.
“Semoga melalui kegiatan ini, bisa berguna bagi kita semua, kurang lebih dalam rangka mengembangan wisata alam di Desa Sambongsari ini. Semoga output dari acara ini, dapat membekas,” pungkas mahasiswa jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi tersebut.
Sementara itu, salah satu penggiat wisata, Mustakim mengatakan pihaknya selama ini dalam menggiatkan wisata desa, belum menggunakan perencanaan yang matang. Sehingga sangat membutuhkan pendampingan dalam pengembangan wisata desa.
“Kalo bisa ada pendampingan buat kami, pendampingan dari sejak dasar untuk mencari hal-hal yang unik, yang berbeda dari desa kami, yang bisa menjadi daya tarik wisat,” ujarnya yang juga pengelola salah satu daya tarik wisata Desa Sambongsari, Bukit Tegal Santun.
(B3/TJ)
Apa pendapatmu tentang ini :)