Terasjateng.com | Semarang – Budayawan kelahiran Kendal Prie GS telah berpulang ke rahmatullah. Prie GS dikabarkan meninggal dunia pada hari jumat 12 februari 2021 pukul 06.30 pagi karena serangan jantung. Pemilik nama Supriyanto GS itu dikenal sebagai seorang budayawan yang justru mengawali karirnya dengan menjadi wartawan salah satu media ternama di Jawa Tengah.
Berikut perjalanan kehidupan seni Prie GS yang berhasil kami rangkum dari wikipedia. Supriyanto GS atau kerap disapa Prie GS lahir di kecamatan Kaliwungu Kendal pada 3 februari 1965. Prie GS mengawali karir sebagai wartawan diharian umum Suara Merdeka.
Sejak dekade tahun 1970an Prie GS berada pada lingkungan industri kartun, Prie GS aktif menjeburkan diri pada duania menggambar itu. Ia sering mengirimkan karya-karyanya kesejumlah media massa pada waktu itu. Pria yang meninggal diusianya yang ke 56 tahun tersebut juga sempat belajar khuhus dengan kartunis senior harian kompas G.M Sudarta.
Selepas SMA, Prie GS melanjutkan studi di Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni IKIP PGRI Semarang. Ia mengambil jurusan seni musik. Sewaktu disinilah kemampuanya semakin terasah dan mengawali karir sebagai wartawan harian umum suara merdeka. Selanjutnya Suara Merdeka Group juga memberikan kepercayaan kepadanya untuk memimpin majalah wanita, Cempaka.
Meski kuliah di jurusan seni musik dan sempat memperdalam gitar dan piano, ternyata musik bukan jalanya. Prie GS lebih memilih sebagai kartunis. Ia bahkan pernah menggelar pameran kartun di Tokyo Jepang atas undangan The Japan Foundation.
Tak cukup memperdalam musik dan kartun, Prie GS juga sempat bergabung dengan kelompok teater Dhome Semarang saat menggarap repertoar Umang-umang atawa Orkes Madun karya Arifin C Noer memerankan sebagai seniman. Saat itu, kawan lain yang ikut mendukung di antaranya Jodhi Yudono, Timur Sinar, Sinar Suprabana, Eko Tunas. Di Teater Lingkar, Prie lebih banyak menulis skenario drama. Sedangkan di Teater Aktor Studio, Prie bersama Joshua Igho menjadi ilustrator musik untuk repertoar Jembatan Mberok.
Menjalani hidup sebagai wartawan, penulis kolom, dan kartunis semakin menambah wawasan Pri GS luas. Bertambahnya jam terbang di dunia kesenian dan jurnalistik, membawa Prie terjun ke ranah lain yaitu sebagai public speaker. Di wilayah ini, Prie sering diundang sebagai pembicara, motivator, dan pengasuh acara-acara bertema budaya. Kemampuannya mengolah rasa adalah modal yang menjadikannya terus diminati oleh banyak lembaga untuk meminta siraman-siraman bernas darinya.
(TJ/MG)
Apa pendapatmu tentang ini :)