Terasjateng.com | Pekalongan — Sutarni (61), pedagang sayur di lokasi banjir, tak mampu menahan tangis harunya saat dagangan dalam gerobaknya yang masih banyak tiba-tiba diborong habis oleh Tafsir, ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah.
Berawal saat Tafsir, beserta rombongan Lazismu Jawa Tengah sedang mengunjungi lokasi banjir di Masjid Ash-Shoghir di kelurahan Pasirkratonkramat Kecamatan Pekalongan Barat Kota Pekalongan (10/2).
Saat kekurangan dari masjid tersebut, Tafsir melihat Ibu Sutarni sedang mangkal menjajalan dagangan sayurnya ditengah banjir dekat masjid. Tafsir menghampirinya dan berbincang, rupanya dagangan sutarni masih banyak padahal waktu menjelang senja, dan ia harus segera pulang. Iba dengan kondisi Ibu Sutarni Tafsir memutuskan untuk memborong semua dagangan Ibu Sutarni yang ada pada gerobaknya.
“Ibue cerita dari pagi sampai sekarang belum ada yg beli akhirnya kita beli semua, harga 350 ribu kita bayar 500 ribu, ya mudah-mudahan berkah. Terang Tafsir.
Kemudian seluruh sayuran yang diborong tersebut disumbanhkan ke dapur umum untuk para pengungsi bencana banjir di Masjid Ash Shoghir.
Ibu Sutarni pun kaget, Ia masih tidak percaya dagangannya ludes dalam waktu sekejap. “Ya Allah gusti alhamdulillah” ucap Ibu Sutarni sambil membungkus semua dagangannya ke dalam plastik-plastik secara terpisah. Terlihat Ia sangat terharu dari matanya nampak berkaca-kaca tak bisa menyembunyikan tangis bahagianya.
“Ia dek dibeli semua habis” Ucapnya, katanya seluruhnya diborong dan dibayar 500 ribu walau seharusnya seharga 350 ribu” Imbuhnya.
Menurutnya kejadian ini baru pertama kali terjadi selama 10 tahun lebih ia berjualan sayur keliling.
“Aku nek dodol tekan yahmene, biasane jualan cukup laku, dan iya tadi dagangan masih banyak, dituku limangatus ewu, perasaane seneng arane keno nggo gawe opo-opo” Imbuhnya dengan logat bahasa khas Pekalongan, sambil membereskan gerobak yang segera akan didorong pulang ke rumahrumah tak jauh dari lokasi mangkanya tersebut.
“Iya terharu, karena baru merasakan seperti ini” Pungkas Ibu Sutarni.
Menurut warga sekitar, Ibu Sutarni termasuk salah satu warga yang gemar berinfak, terutama infak sukarela untuk kegiatan dakwah Aisyiyah, walau Ibu Sutarni sendiri bukanlah anggota Aisyiyah. Sering isi jimpitan aisyiyah.
Tafsir maupun Ibu Sutarni dapat menjadi pelajaran bagi kita untuk saling tolong menolong dan tidak putus asa dalam suasana bencana agar mendapatkan rahmat dari Allah. (*)
(TJ/KT Pekalongan)
Apa pendapatmu tentang ini :)