Terasjateng.com,Kendal- Kondisi pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai sampa saat ini, tidak menyurutkan semangat bagi para pelaku seni dan budaya untuk terus tetap berkarya.
Seperti halnya yang dialami oleh salah seorang pelaku seni musik dan tarik suara asal Kendal, Zulfikar, menyampaikan bahwa, kondisi pamdemi Covid-19 tidak menyurutkan semangatnya untuk terus berkarya.
Karena, lanjut Zulfikar, musik merupakan bagian dari setiap jiwa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ungkap Zulfikar, musik ialah ilmu atau seni menyusun nada atau suara dalam urutan, kombinasi, dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan.
“Jadi, setiap para pelaku seni berkewajiban untuk menghidupkan suasana kotanya lewat seni yang ia punya, walaupun kondisi masih pandemi, harus tetap berkarya. Namun harus tetap mematuhi Protokol kesehatan dan peraturan Pemerintah yang berlaku,” kata Zulfikar, saat ditemui di Kediamannya, Rabu (04/08/2021).
Lebih lanjut Zulfikar menyampaikan, kata musik berasal dari bahasa Yunani mousikos, melambangkan dewa keindahan yang menguasai bidang seni dan keilmuan.
“Dilansir Encyclopaedia Britannica (2015), musik merupakan seni yang memadukan suara vokal atau instrumental untuk keindahan bentuk atau ekspresi emosial,” tandasnya.
Ia menambahkan, biasanya, sesuai dengan standar budaya irama, melodi, dan harmoni. Musik itu seni yang menembus setiap masyarakat manusia. Ia pun berharap, kondisi pandemi ini bisa segera berakhir, sehingga para pelaku seni dan budaya bisa menunjukkan hasil karyanya kepada masyarakat melalui pertunjukan atau pentas seni budaya.
“Semoga pandemi Covid-19 cepat berlalu dan kondisi normal kembali, agar para pelaku seni dan budaya bisa mengelar pertunjukan karya seninya,” tandasnya.
Sementara itu, Salah seorang pelaku Seni atau Budayawan dari Lembaga Seni Budaya muslimin Indonesia (Lesbumi), Misbakhul Munir, yang saat ini juga menjabat sebagai Ketua PC Ansor Kendal, mengungkapkan, kondisi Pandemi yang masih melanda Ibu Pertiwi yang termasuk di Kabupaten Kendal, sangat berdampak sekali pada kegiatan kesenian dan kebudayaan, apalagi memasuki Bulan Agustus sebagai Bulan Kemerdekaan Bangsa Indonesia.
“Sudah 1 tahun ini kesenian masyarakat tiada tampak mewarnai peringatan HUT RI, banyak pegiat seni budaya yang harus rela menanti sampai diperbolehkannya kembali mementaskan peran dan kreatifitasnya, taruhlah contoh Paguyuban Singo Barong Kendal, Kuda Lumping dan kelompok kelompok seni lainnya yang terpaksa harus terhenti karena Pandemi Covid-19,” ungkapnya.
Satu sisi masyarakat butuh suasana yang membangun Spirit, imbuh Misbah, Namun, satu sisi dilarang berkerumun karena harus mentaati protokol kesehatan.
Misbah berharap, sekiranya Pemerintah bisa memberikan sedikit ruang berekspresi bagi kelompok seni, paling tidak bisa memberikan semangat dan masyarakat tidak begitu terteror dengan situasi dan kondisi seperti ini.
“Sedangkan kalau kita melihat tayangan di Stasion Televisi, nyatanya masih banyak stasiun TV yang melakukan Shooting dan kegiatan kegiatan seni secara Live atau pun siaran tunda.
“Ini artinya pekerja seni atau pun pegiat seni tetap bisa menjalankan aktifitasnya demi kelangsungan hidup dan kesejahteraannya di masa Pandemi ini,” harapnya.
Ada beberapa cara yang memang bisa kita lakukan dalam rangka melaksanakan prokes dan tetap berkesenian yakni secara Virtual atau pun melalui Podcast tanpa mengurangi esensi kita berkesenian, akan tetapi cara demikian tidak bisa dinikmati oleh sebagian besar khalayak karena untuk cara virtual hanya bisa dijangkau oleh generasi Millenial.
“Atau mungkin Pemerintah bisa membuat rumusan kegiatan Seni Budaya di era Pandemi ini untuk menghibur masyarakat sebagaimana aturan yg diberlakukan disektor lainnya yang bisa tetap berjalan dengan protokol kesehatan,” imbuhnya.
Lebih lanjut Misbah menambahakan, Karena saya melihat 1 tahun ini kegiatan seni budaya sama sekali tidak diperbolehkan. Hal itu mungkin karena bisa mengundang massa dan menjadi sebab berkerumun.
“Secara pribadi saya sebagai pelaku kebudayaan yang tergabung dalam Lembaga Seni Budaya muslimin Indonesia (Lesbumi) melihat sudah banyak warga yang melakukan Vaksinasi, ini artinya daya tahan atau Imun masyarakat juga lebih bisa terkontrol dalam menyikapi kondisi Pandemi karena sektor Olah Raga dan Infrastruktur terus bisa berjalan kenapa Seni Budaya harus terhenti,” pungkasnya.
Apa pendapatmu tentang ini :)