Oleh Arif Yudistira*)
Ia telah menorehkan sejarah yang akan dikenang bangsanya. Ia mewujudkan impian banyak orang di masanya menciptakan pesawat terbang. Habibie lebih dikenang oleh banyak orang karena berhasil menciptakan dan mendirikan industri penerbangan nasional pertama. Selain sebagai ilmuwan, dengan ragam penghargaan dan pemegang lisensi beragam temuannya yang diakui dunia, ia adalah seorang politisi. Sebagai politisi, Habibie hidup dari era Soekarno sampai dengan Jokowi. Tak pelak ia jadi rujukan siapapun tokoh bangsa ini untuk bertanya dan belajar banyak hal dari dia. Pria kelahiran 25 Juni 1936, hidup melintas zaman. Dibesarkan di era Soekarno, tumbuh dan menjadi pelaku sejarah di masa Soeharto, dan kembali menepi dari politik kekuasaan setelah digantikan Gus Dur.
Meski hanya sekitar satu tahun memimpin negeri ini, tapi apa yang dilakukan Habibie terasa sekali sampai sekarang. Pendapat ini mungkin berbeda dengan yang dikatakan oleh Vedi R.Hadiz yang mengatakan bahwa Orde Baru tidak tumbang, melainkan hanya berganti wajah. Menurutnya, proses demokratisasi politik di Indonesia pasca-Soeharto baru berhasil mengubah kerangka institusional sistem politik. Memang terjadi perubahan aspek prosedural dalam sistem politik, yakni berlakunya pemilihan langsung , sistem multipartai, dan kebebasan pers, namun tidak terjadi perubahan dalam relasi-relasi kekuasaan. Relasi kekuasaan khas Orde Baru, yaitu politik dan kapitalisme predator tetap eksis pada era reformasi pemerintahan pasca orde baru (Hadiz, 2005)
Secara umum Hadiz memang mengatakan tak ada perubahan signifikan dalam melihat predator atau oligarki kekuasaan Orde Baru setelah tumbangnya Soeharto. Tapi Hadiz juga mengakui bahwa Habibie telah merubah apa yang selama ini telah menancap dalam sistem politik Orde Baru. Sistem politik yang dikuasai beberapa orang, partai politik yang dikuasai satu kelompok semata, berubah total di masa Habibie. Habibie diakui oleh Budiman Soedjatmiko telah memberi ruang orang-orang yang dipenjara oleh kekuasaan militeristik dan otoriter di masa Soeharto. Ia membebaskan orang-orang yang menjadi korban politik Soeharto kala itu. Habibie pun diakui sebagai bapak reformasi yang membuka keran kebebasan pers yang membuat pers menjadi tumbuh kritis. Hal ini tentu menjadi warna tersendiri, karena sebelumnya pers dikungkung dan dikebiri di masa kekuasaan Soeharto.
Tauladan Berbuku dan Berkarya
Habibie tumbuh sebagai penggila buku yang getol hingga mengantarkannya ke negeri Jerman kala itu. Kiprahnya belajar dan bekerja di luar negeri tak membuatnya melupakan Indonesia. Di masa Soeharto, ia dipanggil ke Indonesia untuk memberi kontribusi buat bangsanya. Apa yang dilakukan Habibie saat menyambuat tawaran itu?. Habibie pun memenuhi panggilan bangsanya. Ia pulang ke Indonesia dan menyambut panggilan Soeharto membuat pesawat terbang di Indonesia.
Karyanya tak hanya melambungkan namanya sebagai ilmuwan penting dunia, tapi juga membawa Indonesia menjadi dipandang oleh dunia. Apa yang dirintis Habibie di masa singkatnya, ia juga mengeluarkan produk politik dan memberikan kejutan dunia saat memberikan keputusan referendum bagi rakyat Timor-Timur. Apa yang dilakukan Habibie ini membuat dunia mengakui bahwa demokrasi di Indonesia sudah berubah pasca Soeharto. Hal ini pun diikuti dengan dorongan Habibie untuk menyelenggarakan pemilihan umum tahun 1999. Inilah terobosan yang diakui oleh dunia yang membuat demokrasi Indonesia menjadi tambah semarak. Di masa tuanya ia pun tak berhenti membaca buku dan menulis buku. Tahun 2006 ia menulis buku yang berisi pengalamannya di masa transisi dengan judul Detik-Detik Yang Menentukan (2006), buku yang lain adalah Habibie & Ainun (2010). Buku yang terakhir ini kemudian diolah menjadi film yang sempat populer.
Habibie juga menuntaskan tugasnya setelah turun dari panggung politik kekuasaan. Setelah turun dari dunia politik dan kekuasaan, ia melanjutkan berkarya di Habibie Center yang ia dirikan sejak tahun 1998. Melalui lembaga yang ia dirikan ia berusaha menciptakan masyarakat demokratis secara kultural dan structural yang menjunjung tinggi HAM serta mengangkat isu-isu perkembangan demokrasi dan hak asasi manusia. Kedua, Habibie Center berusaha memajukan pengelolaan sumber daya manusia dan usaha sosialisasi teknologi. Sebagai insinyur dan ilmuwan, ia ingin teknologi menjadi dikenal lebih luas oleh orang Indonesia. Melalui Habibie Award, telah banyak orang yang menerima penghargaan di bidang iptek yang berorientasi pada peningkatan kesejahteraan, keadilan, dan perdamaian.
Di usia senja, ia tak pernah lelah untuk mengurusi tugas kebangsaannya. Hadir mengisi di berbagai seminar dan kuliah akademik, ia juga kerap diundang di berbagai diskusi publik dan talkshow. Sering dimintai pertimbangan berbagai persoalan kebangsaan yang berhubungan dengan pengalamannya memimpin bangsa ini. Selamat Jalan Eyang, Selamat Bersua dengan cinta sejatimu, kekasihmu…
*) Tuan Rumah Pondok Filsafat Solo, Kepala Sekolah SMK Citra Medika Sukoharjo
Apa pendapatmu tentang ini :)