Terasjateng.com,Kendal- Angka kemiskinan di masa Pamdemi saat ini mencapai angka di bawah 10 persen dari jumlah penduduk Indonesia.
Hal itu di ungkapkan oleh ketua Majlis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah, Ahmad Darodji, usai menghadiri rapat kerja wilayah Lembaga Dakwah Islam Indonesia Jawa Tengah, di Pondok Pesantren Baitul Munir Kendal, Minggu (20/12/2021).
Menurut dia, adanya pandemi Covid 19, membuat angka kemiskinan naik menjadi 11 persen, bahkan mungkin lebih.
“Sekitar 11 persen atau 28 juta masyarakat Indonesia masuk dalam kategori miskin dan sekitar 90 persen dari 28 juta masyarakat miskin itu beragama Islam,” paparnya.
Darodji, menjelaskan tingginya angka kemiskinan bisa menimbulkan angka kejahatan juga naik. Sebab masyarakat miskin tersebut, juga butuh makan. Oleh sebab itu, semua organisasi Islam perlu menggerakkan ekonomi umat.
“Jangan sampai mereka, terjerat pinjaman online atau bank titil, yang bisa membuat umat jadi bertambah miskin. Saya berharap umat Islam, terutama yang mampu, mau menyisihkan rezekinya untuk dizakatkan. Kita harus bertoleransi,” tandasnya.
Sementara itu. Ketua LDII Jawa Tengah, Singgih Tri Sulistiyono mengatakan, LDII Jawa Tengah mengajakan anggotanya untuk menjaga toleransi dengan sesama umat Islam. Tujuannya,untuk menciptakan rasa aman dan damai. Apalagi, presiden Jokowi, telah mencanangkan tahun 2022 sebagai tahun toleransi.
“Tahun 2022, adalah awal tahun politik untuk menuju tahun 2024. Tahun 2022 ini, banyak gubernur dan bupati atau walikota yang diganti dengan orang sebagai pelaksana tugas,” jelasnya.
Untuk menekan angka kemiskinan, pihaknya sudah merancang pemberdayaan ekonomi masyarakat, seperti BMT, dan peternakan, yang melibatkan umat. “Semoga hal ini bisa membantu perekonomian rakyat,” pungkasnya.
Apa pendapatmu tentang ini :)