Khafid Sirotudin*
Kamis malam Jumat, 10 Agustus 2023, kami bahagia bisa membersamai Dr. H. Tafsir, M.Ag. Ketua PW Muhammadiyah Jateng sekaligus Dewan Pengawas Bank Jateng Syariah menyaksikan Fashion Show (Pagelaran Busana) di Fashion Hall BBPVP (Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas/dahulu BLKI) Semarang. Bank Jateng Syariah merupakan bank partner kegiatan ini, selain Bank Indonesia. BBPVP Semarang sebagai UPT Kemenaker RI mengkhususkan diri sebagai Pusat Pelatihan Manajemen Bisnis dan Pengembangan Fashion.
Saya datang berombongan, ditemani 2 putri kami dan beberapa pengurus LPUMKM. Saya pernah beberapa kali menyaksikan pagelaran aneka ragam busana dan busana Muslim. Fashion show malam ini menampilkan pakaian rancangan Samuel Wattimena berkolaborasi dengan beberapa perancang busana nasional dan lokal Semarang. Bertema “Fashion is Fun” dan dibuka Walikota Semarang, mbak Ita.
Dalam sambutan singkatnya, Walikota menyampaikan bahwa fashion show adalah salah satu dari tiga agenda Semarang Fashion Trend 2023, yang berlangsung tanggal 9 hingga 12 Agustus 2023. Dua lainnya yaitu Fashion Exhibition dan Fashion Competition. Mbak Ita menyampaikan terimakasih dan apresiasi kepada semua pihak, partnership dan sponsor yang ikut berpartisipasi pada agenda tahunan Pemkot Semarang ini.
Sejak 1985, futurolog Alvin Tofler telah memprediksikan melalui bukunya The Third Wave, bakal terjadinya budaya global dalam bidang Food (makanan-minuman), Fashion (pakaian) dan Fun (hiburan). Dan hari ini kita menyaksikan aneka makanan, pakaian dan hiburan hadir di seantero perkotaan dan pedesaan se Indonesia.
Saya teringat “sesanti” para sesepuh Jawa : “ojo kagetan, ojo bingungan, ojo gumunan, ojo dumeh” (jangan mudah terkaget-kaget, jangan bingung linglung dan mudah terkesima, serta jangan sombong) dalam melakoni perkembangan dunia yang sangat dinamis dan cepat. Meski kami bukan termasuk orang yang terlalu ribet dengan penampilan mode pakaian (fashionable), tetapi setidaknya jangan sampai salah kostum ketika menghadiri sebuah aktivitas sosial-budaya kemasyarakatan.
Coba perhatikan reaksi orang jika ketika seseorang menghadiri jamuan resepsi pernikahan memakai pakaian olah raga. Atau orang datang jamaah Jumat di masjid hanya memakai sarung, berkaos oblong dan topi/baret. Apa kata dunia? Salah kostum.
Para sesepuh juga telah mengingatkan “ajining raga seko busana” (penampilan seseorang menjadi bernilai atau tidak dilihat dari pakaian yang dikenakan). Pak Tafsir kerapkali menyampaikan dalam materi tausiyahnya, betapa penting warga persyarikatan untuk bisa membedakan antara syariat, fikih dan budaya. Perintah menutup aurat/berpakaian itu syariat. Syarat dan ketentuan berpakaian itu wilayah fikih (norma agama). Sedangkan model, jenis dan warna pakaian itu peradaban atau budaya.
Sustainable Fashion
Ada sekitar 60-an pakaian yang ditampilkan oleh puluhan peragawan dan peragawati. Semua pakaian berbahan baku asli Indonesia. Seluruh pakaian yang ditampilkan menunjukkan aneka motif dan corak budaya nusantara. Kami senang kain lurik Klaten dan asesoris rajut produksi anggota LP-UMKM (Lembaga Pengembang Usaha Kecil, Mikro dan Menengah) PW Muhammadiyah Jateng ikut ditampilkan. Sebagai follow-up Workshop UMKM Perempuan- Sandang, hasil kerja sama LPUMKM PWM Jateng dengan KPPPA (Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak), beberapa waktu lalu di Semarang.
Mbak Ita, Walikota Semarang ikut mengapresiasi kehadiran Muhammadiyah cq LPUMKM dalam sambutan tunggal sebelum fashion show berlangsung. Tentu menjadi penyemangat kami untuk lebih berperan serta sebagai bagian ekosistem fashion di Semarang dan Jawa Tengah.
Agenda berikutnya kami akan berpartisipasi dalam Moslem Fashion Show di Jawa Tengah. Tidak mudah menyiapkan pelaku UMKM Sandang yang mampu memproduksi bahan sandang dan TPT (Tekstil dan Produk Tekstil) sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI). Namun juga bukan sesuatu yang mustahil terwujud dengan semangat belajar sambil bekerja “learning by doing” secara terus menerus dan berkelanjutan (sustainable). Apalagi jika kita bermimpi ingin menjadikan Indonesia sebagai pusat busana muslim dunia.
Sesaat setelah pagelaran busana usai, kami diajak Ketua PWM Jateng makan malam. Menunya tongseng, sate buntel dan tengkleng di RM Nyamleng, bersebelahan dengan BBPVP Semarang. Sambil menikmati sajian, pak Tafsir meminta agar LPUMKM bisa menginisiasi Fashion Show Busana Muslim di Auditorium Unimus dan PTM lain di Jawa Tengah.
Bagi kami, permintaan Ketua PWM adalah perintah. Semoga amanah yang diberikan kepada kami dan pengurus LP-UMKM PWM Jateng bisa terwujud sebagai wahana syiar berkemajuan di Jawa Tengah.
Wallahu’alam
Semarang, 11 Agustus 2023
*) Ketua LP-UMKM PWM Jateng.
Apa pendapatmu tentang ini :)