Saya bersyukur berada dalam keluarga Muhammadiyah sejak kecil. Saat masih duduk dibangku SD, saya ingat betul jawaban ayah saya saat ditanya, kenapa beliau rela mengeluarkan pikiran, waktu, tenaga dan mungkin sedikit harta untuk mengurusi Muhammadiyah? Jawabnya singkat, karna bapak mencintai Muhammadiyah.
Saat itu, saya tidak tau Muhammadiyah itu apa, saya juga tak mengenal Kyai Dahlan, Buya Hamka, atau tokoh Muhammadiyah lainya, bahkan tokoh Muhammadiyah di Kendal pun saya tak mengenalnya. Saya hanya tau, bapak (mencintai) Muhammadiyah.
Almarhum bapak saya, tentu hanyalah satu dari ratusan atau bahkan mungkin ribuan ayah ayah Muhammadiyah yang bisa menginspirasi anak-anaknya untuk berMuhammadiyah. Mereka memberikan keteladanan dengan mempraktekan langsung bagaimana menghidup hidupi Muhammadiyah itu.
Saya masih ingat, ayah-ayah Muhammadiyah itu berkeliling menghimpun dana melalui Bapelurzam untuk biaya sekolah anak yatim. Sesekali saya pernah juga diajak berkeliling. Saya masih ingat ayah-ayah Muhammadiyah itu bergantian, gotong royong membangun RSI Kendal atau proyek-proyek bangunan amal usaha Muhammadiyah lainya. Saya tidak menanyai mereka satu persatu, tapi saya yakin mereka semua Mencintai Muhammadiyah.
Hari ini Muhammadiyah Kendal sudah jauh berkembang dibanding saat saya SD dulu, setidaknya kalau dilihat dari amal usaha yang dimiliki. Rumah sakit Muhammadiyah di Kendal tidak cuma satu, ada banyak, diberbagai sudut Kabupaten. Di Kaliwungu ada RS Darul Istiqomah, di Kangkung ada RS PKU Aisyiyah, di Boja sedang dibangun pun demikian di Patean.
RSI Kendal sendiri kini sudah sangat megah, kalau tidak salah punya bangunan 9 lantai lengkap dengan auditoriumnya yang modern. Bangunan ini mungkin yang tertinggi di Kendal. Di bawah bangunan 9 lantai itu ada masjid, diparkiran masjid ada beberapa pedagang makanan keliling. Pedagang-pedagang kecil itu masih boleh jualan disekitaran parkir masjid, saya kira tidak dipungut biaya, hanya disediakan kotak infaq parkir. Nampaknya RSI Kendal tak sekedar mengobati orang sakit, tapi juga mencegah orang agar tidak sakit dalam situasi ekonomi yang semakin sulit.
Dibidang pendidikan, Muhammadiyah Kendal saat ini sudah memiliki 25 SD/MI, 13 SMP/Mts, 11 SMA/Sederajat. Sekolah sekolah ini saat sedang menyiapkan generasi generasi emas sebagai pelangsung dan penyempurna cita-cita persayarikatan. Tahun ini jumlah siswa siswi sekolah Muhammadiyah Kendal hampir 12 ribu siswa. Belum lagi TK, PAUD Aisyiyah dan Universitas barunya, UMKABA! Meski UMKABA terwujud dengan cara menggabungkan beberapa perguruan tinggi Muhammadiyah di Kendal dan Batang, setidaknya warga Muhammadiyah Kendal bisa berbagga diri punya Universitas, seraya berdoa dan berusaha agar kelak UMKABA bisa berkembang seperti Unimus di Semarang, Unimma di Magelang atau bahkan seperti UMS Solo.
Dibidang ekonomi, Muhammadiyah lebih hebat lagi. Sekarang Muhammadiyah Kendal punya tempat kulakan kebutuhan rumah tangga, Minasari Grosir namanya. Lokasinya di komplek Gedung Dakwah Muhammadiyah Kendal. Barang yang dijual cukup lengkap dan katanya harga lumayan terjangkau. Minasari Grosir ini dibangun dengan swadaya, patungan bersama sama pimpinan cabang, AUM, dan potensi internal Muhammadiyah lainya. Sungguh mencerminkan semangat membangun ekonomi secara bergotong royong, mirip konsep koperasinya bapak ekonomi kita, Muh Hatta. Baru-baru ini, Minasari juga sudah bisa buka cabang di Purin, iya patungan lagi! Meski tokonya tak sebesar Minasari yang dikompleks gedung dakwah Muhammadiyah Kendal, saya yakin semangat pendirianya sama, memajukan persyarikatan dibidang ekonomi. Rupanya bukan cuma PDM nya yang bergairah menggerakan bidang ekonomi, cabang-cabang Muhammadiyah di Kendal pun demikian, berlomba membangun amal usaha ekonomi, ada yang bikin minimarket, ada yang jual beli motor bekas, ada yang sukses ada pula yang boncos.
Semua setuju Muhammadiyah Kendal semakin maju. Bahkan Tokoh muda Muhammadiyah Kendal, Sani Al Kindi dalam karya terbarunya mengibaratkan Muhammadiyah Kendal seperti pesawat terbang, bukan lagi mobil, bukan lagi becak!
Semua kemajuan yang dicapai Muhammadiyah Kendal itu tentu karna kekuatan cinta warganya.
Cinta itu energi. Setidaknya, cinta menghadirkan keikhlasan dan kegigihan dalam beramal. Dan yang pasti, cinta menghadirkan kegembiraan!
Kalau orang sudah jatuh cinta hatinya gembira, apapun sanggup dilakukan karena cinta, tanpa syarat tanpa tapi. Tapi jangan salah, kecintaan warga kepada Muhammadiyah bukan cinta buta, bukan cinta tanpa dasar. Warga Mencintai Muhammadiyah karna warga percaya Muhammadiyah adalah jalan yang dapat mengantarkan mereka kedepan pintu surga, Jannatunnaim.
Dua hari kedepan (13-14/5) Muhammadiyah Kendal akan menggelar permusyawaratan tertinggi, Musyawarah Daerah (Musyda). Musyda adalah sarana untuk menentukan kemana arah pesawat serta memilih pilot beserta crew yang akan menerbangkan pesawat dalam satu periode kedepan.
Calon-calon pilot dan crew ini bukan sembarang orang. Mereka orang pilihan yang diusulkan karna sudah teruji kemampuan dan kecintaanya terhadap Muhammadiyah, jumlahnya ada 39 orang, calon pilot dan crew ini biasa disebut sebagai calon formatur.
Soal kecintaan calon formatur kepada Muhammadiyah jangan ditanya. Beliau beliau ini sudah barang tentu mencintai Muhammadiyah dengan level yang berbeda. Bisa jadi level cintanya diatas rata-rata warga Muhammadiyah biasa. Rasa cinta calon formatur ini tak sekedar menghadirkan keikhlasan, kegigihan dan kegembiraan. Lebih dari itu, cinta mereka menghadirkan kecemasan, kekhawatiran dan mungkin saja kekecewaan.
Cemas, khawatir kalau-kalau Muhammadiyah Kendal kedepan tak sanggup menuju arah yang disepakati dalam Musyawarah tertinggi itu, oleng, keluar jalur! Kekhawatiran ini bentuk kesadaran bahwa Muhammadiyah kedepan pasti menghadapi tantangan yang besar. Jadi tak aneh kalau dalam forum-forum musyawarah Muhammadiyah, saya seringkali dengar istilah “rebutan mundur”. Saling berebut untuk tidak terpilih menjadi crew, apalagi pilot. Ada rasa khawatir yang hadir karna mereka Mencintai Muhammadiyah!
Dalam kekhawatiran itu, biasanya calon-calon pilot itu pasrah atas kehendak Tuhan. Biarlah nasib mereka ditentukan Musyawirin, orang-orang yang hadir sebagai peserta dalam Musyda. Peserta ini yang akan menetukan semua. Peserta Musyda besok hadir dari berbagai penjuru desa di Kendal, dari semua level pimpinan, dari Ranting, Cabang dan organisasi otonom tingkat Daerah, jumlahnya kurang lebih 475 orang. mereka semua mencintai Muhammadiyah!
Selamat bermusyawarah dengan penuh rasa cinta untuk semua yang mencintai Muhammadiyah.
*Penulis adalah warga yang masih mencintai Muhammadiyah
Apa pendapatmu tentang ini :)