Terasjateng.com | Kendal- Pengamat politik dan juga penggiat media sosial asal Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, AR (inisial), mengecam pernyataan politikus PSI, Ade Armando yang menyinggung politik dinasti di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
“Apa yang dilontarkan oleh Ade Armando itu sunguh sangat tidak patut dan terpuji. Pernyataan Ade Armando terkait politik dinasti di DIY itu tentu akan bisa menyakiti hati masyarakat Yogyakarta,” kata Pengamat politik dan penggiat media sosial adal Kendal, AD (inisial) saat ditemui dikediamannya, Selasa (12/12/2023).
Menurut AR, Ade Armando harus ditarik kembali dan meminta maaf kepada seluruh warga DIY, agar tidak terjadi kegaduhan menjelang tahun politik saat ini. Kalau itu tidak dilakukannya, dirinya berharap Ade Armando.
“Agar tidak terjadi kegaduhan, Ade Armando harus minta maaf secara langsung dihadapan kepada masyarakat DIY dan Kesultanan Yogyakarta,” ungkapnya.
AR menyampaikan, seharusnya sebagai akademisi, Ade seharusnya bisa membaca konstitusi. Dia menyebut pada Undang-undang Dasar (UUD) 1945 Pasal 18 B tertera jelas negara mengakui sifat khusus dan sifat istimewa suatu daerah.
“Semua yang ada di Daerah istimewa Yogyakarta sudah diatur dalam konstitusi. Sebelum Undang-undang nomor 13 tahun 2012 tentang Keistimewaan, sudah ada Undang-undang nomor 3 tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta,” terangnya.
Selain itu, kalau dilihat dari sisi sejarah, kaya AR, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat punya andil dalam keberlangsungan pemerintahan Indonesia di awal kemerdekaan.
“Karena, kita sebagai pengamat politik, dengan adanya pernyataan Ade Armando kita mengecam dan sangat menyangkan sekali dengan pernyataannya itu,” ujarnya.
Sebelumnya, Ade Armando tengah ramai diperbincangkan di media massa maupun madia sosial. Dalam beberapa media massa, Politisi PSI Ade Armando menyampaikan kritik kepada para mahasiswa, khususnya BEM Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Gajah Mada (UGM), yang menggelar aksi protes terkait politik dinasti. Aksi protes itu digelar di Monumen Serangan Umum 1 Maret di Kota Yogyakarta, Rabu (29/11) sore.
Adapun, Ade Armando menyebut BEM UI dan BEM UGM ironi lantaran, menurut Ade Armando, Daerah Istimewa Yogyakarta lah yang sebetulnya mempraktikkan politik dinasti.
Hal itu juga disampaikan Ade Armando lewat akun X-nya, @adearmando61. Dia mulanya menyoroti aksi BEM UI dan BEM UGM yang sempat digelar di Yogyakarta berkaitan dengan politik dinasti.
“Terus terang saya meragukan keseriusan para mahasiswa memperjuangkan demokrasi, misalnya saja saya baca bahwa ada gerakan aliansi mahasiswa di Jogja melawan politik dinasti, di video pendeknya tampil Ketua BEM UI dan Ketua BEM UGM, mereka gunakan baju kaos bertuliskan republik rasa kerajaan,” tulis Ade dalam akunnya @adearmando61.
Apa pendapatmu tentang ini :)