Lolyta N Hanifah
Pengajar
Ramadhan menjadi bulan yang begitu istimewa bagi umat muslim di dunia. Meski ada kewajiban berpuasa, justru kaum muslimin tampak makin bersemangat dalam menjalani ibadah dan kegiatan muamalah selama bulan ramadhan. Semangat ini tentu tak lepas dari keimanan umat islam terhadap ajaran Tuhannya. Selain adanya perintah untuk berpuasa yaitu dengan menahan makan minum dan meninggalkan perbuatan sia-sia selama Ramadhan, Rosulullah Muhammad SAW juga banyak menyampaikan keutamaan Ramadhan seperti pahala yang melimpah ruah dan ampunan atas dosa yang selama ini diperbuat oleh umatnya.
Atas dasar keutamaan Ramadhan tersebut umat islam terdorong untuk semaksimal mungkin melalui ramadhan dengan amalan terbaiknya, dengan demikian ramadhan betul-betul menjadi bulan peningkatan bagi kaum muslimin. Masjid semakin ramai, kegiatan-kegiatan sosial menjamur, frekuensi sedekah, infaq, zakat juga meningkat pesat.
Pada era Nabi Muhammad SAW banyak sekali peristiwa penting yang terjadi di bulan Ramadhan. Peristiwa Fathul Makkah misalnya, Peristiwa Fathul Makkah adalah sebuah peristiwa di mana akhirnya Nabi Muhammad dan para sahabat berhasil menguasai Makkah dan menghancurkan berhala-berhala di sekitarnya. Sehingga Ka’bah kembali suci. Peristiwa ini bermula dari perjanjian Hudaibiyah tahun 628 M. Ini adalah perjanjian antara kaum muslimin dan kaum Quraisy. Perjanjian ini terjadi ketika satu rombongan yang dipimpin langsung oleh Nabi Muhammad hendak melaksanakan haji di Baitullah. Namun, pihak Quraisy melihatnya sebagai sebuah ancaman. Jika orang-orang dari Madinah, yang notabene adalah rival dari kafir Quraisy datang ke Makkah, maka apa tanggapan orang-orang nanti? Untuk itulah, pemuka-pemuka Quraisy dengan segala daya upaya menyusun sebuah strategi, yaitu mengikat kaum muslimin dalam suatu perjanjian agar tidak dapat leluasa mengunjungi Makkah.
Ketakutan kaum kafir Quraisy ini wajar muncul, sebab setelah Nabi saw dan beberapa ratus sahabat hijrah dari Makkah menuju Yatsrib (Madinah), antara kaum Muslimin dan kaum Quraisy hampir selalu terjadi peperangan yang tak terelakkan. Dalam pengepungan selama 20 hari oleh 10 ribu pasukan Quraisy terhadap Madinah pada tahun 627 M, Nabi Muhammad saw dan 3.000 umat Islam berhasil mempertahankan Madinah.
Akhirnya pada tahun 630 tepatnya pada tanggal 10 Ramadan 8 H, Nabi Muhammad beserta 10.000 pasukan bergerak dari Madinah menuju Makkah, dan kemudian menguasai Makkah secara keseluruhan tanpa pertumpahan darah sedikit pun, sekaligus menghancurkan berhala yang ditempatkan di dalam dan sekitar Ka’bah.
Selain peristiwa Fathul Makkah, tentu kita juga sangat ingat dengan peristiwa perang badar. Perang badar melibatkan tentara Islam sebanyak 313 anggota berhadapan dengan 1.000 tentara musyrikin Makkah yang lengkap bersenjata. Dalam perang ini, tentara Islam memenangkan pertempuran dengan 70 tentara musyrikin terbunuh, 70 lagi ditawan. Sisanya melarikan diri.
Perang ini adalah suatu yang luar biasa ketika tentara Islam yang kurang jumlah, lemah dari sudut kelengkapan dan berpuasa dalam bulan Ramadan memenangkan pertempuran Perang Badar. Ini membuktikan puasa bukan penyebab umat Islam bersikap lemah dan malas sebaliknya berusaha demi mencapai keridhaan Allah. Orang yang berjuang demi mencapai keridhaan Allah pasti mencapai kemenangan yang dijanjikan.
“Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya” (QS Al-Imran:123).
Di Indonesia, bangsa kita juga mengalami peristiwa besar dalam bulan Ramadhan, yaitu Indonesia Merdeka. Ramadhan menjadi saksi bangsa Indonesia merdeka dari penjajahan asing. 17 agustus 1945 bertepatan dengan 9 ramadhan 1334 H dimana Ir. Soekarno dan Muh Hatta atas nama bangsa Indonesia membacakan proklamasi kemerdekaan. Peristiwa penting menjelang kemerdekaan Republik Indonesia juga terjadi dibulan Ramadhan. pada tanggal 2 Ramadhan, Soekarno, Hatta dan Radjiman menemui Marsekal Terauchi di Vietnam untuk membahas kemerdekaan Indonesia. Kemudian pada 7 Ramadhan para pemuda yang dipimpin oleh Wikana mendatangi kediaman Soekarno untuk mendesak Proklamasi kemerdekaan.
Tiga peristiwa besar diatas menunjukan adanya semangat perubahan yang luar biasa pada umat muslim di bulan Ramadhan. Maka pada ramadhan tahun ini, umat islam harus menyiapkan berbagai target perubahan baik dalam skala terkecil (individu) sampai perubahan skala besar (keumatan). Perubahan individual dapat dimulai dengan meningkatkan frekuensi ibadah kita masing-masing. sedangkan perubahan skala besar tampaknya perlu diorganisir lebih rapi, mengingat persoalan keumatan kita masih begitu banyak. Kemiskinan, pengangguran dan korupsi masih menjadi persoalan umat islam. Merubah masyarakat miskin menjadi sejahtera, mereka yang menganggur menjadi bekerja dan berpenghasilan, merubah prilaku korup menjadi jujur dan bersih memang taak mudah dan membutuhkan keseriusan serta komitmen yang besar. Meski demikian, itu bisa kita lakukan dengan spirit perubahan ramadhan.
Apa pendapatmu tentang ini :)