Oleh : Azmi Asmuni Majid*
TERASJATENG.COM | Fungsi Perguruan Tinggi (PT) menurut Undang Undang No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan sivitas akademika yang inovatif, responsif, kreatif, terampil, berdaya saing, dan kooperatif melalui pelaksanaan Tridharma, mengembangkan ilmu Pengetahuan dan teknologi dengan memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora.
Dan salah satu tujuan PT adalah dihasilkannya lulusan yang menguasai cabangi ilmu pengetahuan dan/atau teknologi untuk memenuhi kepentingan nasional dan peningkatan daya saing bangsa, untuk itu PT dipersiapkan lulusannya langsung dapat merespon dengan baik kebutuhan dan sinkronisasi dengan dunia usaha dan industri dengan tentunya memegang kuat nilai nilai humaniora atau nilai nilai kemanusiaan yang bermartabat.
Menurut E Mulyasa, dalam rangka peningkatan kualitas proses pembelajaran, perguruan tinggi perlu secara kreatif mengembangkan konsep-konsep pendidikan baru yang lebih komprehensif sekaligus kompetitif. Hal ini dapat dilakukan dengan pembaharuan metode pembelajaran yang lebih fleksibel, dengan penempatkan mahasiswa sebagai subyek (student-centered learning), dibandingkan sebagai obyek pendidikan. Konsep pendidikan juga perlu di disain untuk menumbuhkan semangat kewirausahaan dan peningkatan soft skills serta success skills, sehingga lulusan perguruan tinggi akan mempunyai karakter percaya diri yang tinggi, memiliki kearifan terhadap nilai-nilai sosial dan kultural bangsa, kemandirian serta jiwa kepemimpinan yang kuat.
Bersandar dari skala jenjang pendidikan, maka penyiapan jenjang pendidikan menengah sangat penting dalam pembentukan calon-calon angkatan kerja yang handal. Pengembangan kualitas sumber daya manusia antara jenjang pendidikan menengah dan pendidikan tinggi merupakan tahap terpenting dalam pembentukan keterampilan dan kemampuan manusia, inilah pentingnya pendidikan vokasi.
Pendidikan vokasi bisa membangun SDM yang unggul berdaya saing global. Pendidikan vokasi, merupakan pendidikan yang berorientasi pada keahlian dan kepakaran yang khas serta berkemampuan untuk siap kerja. Dengan demikian, lulusan pendidikan vokasi mampu bersaing secara global karena fokus pada pengembangan keterampilan dan teknologi aplikatif.
Kelebihan pendidikan vokasi lebih praktikal, lebih banyak pilihan institusi baik itu universitas, kolese, politeknik, pusat pelatihan ataupun institusi-institusi lainnya yang berspesialisasi menyelenggarakan program pendidikan vokasi juga beragam pilihan program.
Pendidikan vokasi cocok bagi mereka yang sudah jelas dan yakin dengan apa yang ingin mereka raih sebagai karir masa depan. Banyak bidang yang tersedia mulai dari pariwisata dan perhotelan, manajemen retail,kesehatan, pengembangan software, desain interior, teknik otomotif,teknik lingkungan, penata rambut hingga kuliner. Pendidikan vokasi menekankan keahlian praktikal yang dibutuhkan untuk terjun langsung ke industri serta membahas topik yang lebih spesifik, jika dibandingkan dengan perkuliahan di universitas yang membahas topik yang lebih luas.
Pendidikan vokasi diharapkan menghasilkan lulusan yang kompeten dan klop dengan kebutuhan industri sehingga butuh sinergi bahkan kolaborasi yang berkelanjutan, berinovasi terus terus dengan perkembangan industri itu sendiri. Sesuai pernyataan Wikan Sakarinto Direktur Jenderal Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyebut beberapa aspek yang perlu disiapkan demi menghadapi tantangan tersebut, utamanya menyelaraskan kebutuhan industri dengan kurikulum yang ada di perkuliahan atau sekolah. Membuat program studi dan kurikulum bersama, mengajar dan magang disusun bersama.
Dunia industri harus membuka diri seluas luasnya untuk kerjasama dengan institusi pendidikan vokasi, jangan alergi, duduk bersama mendiskusikan berbagai hal kebutuhan yang tentunya akan mendapatkan output yang diharapkan nantinya. Karena beberapa pelaku industri masih menutup pintu kerjasama dengan dunia pendidikan. Dalam hal ini juga pemerintah harus masuk memberikan rangsangan bahkan mendorong aktif kepada dunia industri. Dan industri diharapkan perannya untuk memberikan masukan terhadap kurikulum pendidikan sesuai dengan perkembangan teknologi serta menyediakan fasilitas praktek dan pemagangan bagi mahasiswa dan dosen demikian juga dari praktisi industri bisa memberikan ilmu terapannya kepada dunia kampus sehingga baik peserta didik maupun tenaga pendidik dapat mengikuti perkembangan teknologi industri terkini.
Kerjasama pendidikan vokasi dengan dunia industri, ruang lingkup pelaksanaan kerjasama ini meliputi peningkatan kompetensi dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa, penyediaan instruktur pengajar dari industri, kompetensi , fasilitas magang, rekrutmen lulusan dan fasilitasi beasiswa.
Jika kerjasama ini terlaksana dengan baik , sungguh indah hubungan antar keduanya, saling mengerti dan membangun sistem saling menguatkan, sinergitas dan kolaborasi menjadi sangat penting karenanya. Salam Vokasi!
(TJ/WIS)
*penulis adalah Kepala Bagian Kerjasama Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL
Apa pendapatmu tentang ini :)