Tak banyak dari kita hanya memandang tauhid hanyalah sebatas ritual ibadah saja. Namun ada aspek yang kadang kita sering lupakan dalam bertauhid yaitu aspek sosial (Humanisme). Tauhid sangatlah memiliki peranan yang sangat urgent dalam segala aspek kehidupan manusia.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dalam acara pembukaan Musyawarah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur pada Sabtu 27/08 “ Tauhid kita bukan hanya tauhid yang berdimensi ilahiyah saja tetapi juga memiliki dimensi insaniyah yang kuat. Ini menjadi pilar utama dari Islam sebagai dinul hadharah. Ini hal yang sangat fundamental.”
Islam merupakan agama yang sangat kompleks dimana aspek ibadah dan aspek-aspek yang lain haruslah saling terikat. Keshalehan seseorang akan berdampak terhadap kehidupan sosialnya. Seharusnya seseorang yang rajin mengerjakan ibadah haruslah memiliki kepekaan sosial yang tinggi. Sebagaimana konsep pemikiran K.H Ahmad Dahlan yang mana yang sering dikaji adalah teologi Al-Maun.
اَرَءَيْتَ الَّذِيْ يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِ
1. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?
فَذٰلِكَ الَّذِيْ يَدُعُّ الْيَتِيْمَ
2. Maka itulah orang yang menghardik anak yatim,
وَلَا يَحُضُّ عَلٰي طَعَامِ الْمِسْكِيْنِ
3. dan tidak mendorong memberi makan orang miskin.
فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَ
4. Maka celakalah orang yang shalat,
الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُوْنَ
5. (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap shalatnya,
الَّذِيْنَ هُمْ يُرَاۤءُوْنَ
6. yang berbuat ria,
وَيَمْنَعُوْنَ الْمَاعُوْنَ
7. dan enggan (memberikan) bantuan.
Dari surat tersebut sangatlah jelas, keimanan seseorang haruslah mencakup aspek ketauhidan dan aspek sosial. maksudnya kita haruslah melindungi kaum-kaum yang tertindas Sebagai aktualisasi ketauhidan kita terhadap Allah Swt.
Dalam surat Al-Baqarah ayat 177 pun dijelaskan bahwa islam memberikan perhatikan terhadap kriteria orang yang memiliki keshalehan sosial antara lain: memberikat hartanya kepada orang yang membutuhkan dan rajin berzakat.
لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ ءَامَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَءَاتَى الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَءَاتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ
Artinya: “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa”.
Pada dasarnya ajaran Islam tentang kaitanya ibadah dan aspek sosial itu fleksibel namun harus dengan berbagai pertimbangan yang dapat dipertanggungjawabkan. Selain jika masalah ibadah terdapat aturan-atauran yang dilanggar maka kifaratnya pun berhubungan dengan aspek sosial. Contohnya ketika seseorang tidak mampu melaksanakan puasa wajib sebagaimana mestinya maka kifaratnya adalah memberi makan kepada orang miskin.
Permasalahan umat Islam sangatlah kompleks dari kemiskinan, ketidakadilan ataupun sampai adanya diskriminasi yang ada di masyarakat. Oleh karena itu umat Islam haruslah saling bahu-membahu untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Ketika kita mampu memaknai tauhid dengan sebenar-benarnya maka muncul dalam diri kita semangat untuk melawan hal-hal tersebut. Banyak umat Islam yang ingin menghapuskan atau menghilangkan hal-hal tersebut agar umat Islam benar-benar hidup dalam kemakmuran sehingga akan terwujudnya masyarakat yang Islam yang sebenar-benarnya.
Apa pendapatmu tentang ini :)