TERASJATENG.COM | KENDAL – Hidup di era modern yang serba canggih dan mudah, ternyata tidak menjamin seseorang menemukan kebahagiaan. Seorang pria lansia di Kabupaten Kendal, lebih memilih menikmati sisa kehidupannya dengan tinggal di dalam gua.
Bunaya, pria yang kurang lebih berumur 60 tahun sudah sekitar 4 tahun ini menghuni sebuah gua di area perkebunan Sumurpitu, Desa Pagergunung, Kecamatan Pageruyung, Kendal. Gua tersebut terletak di lereng bukit di tepi Jalan Raya Weleri-Temanggung, cukup jauh dari pemukiman warga.
Di dalam gua, Bunaya tinggal sendiri tanpa ada fasilitas apapun selain pakaian. Sesekali ia keluar untuk mencari makanan. Terkadang ia singgah di warung makan di dekat lokasi gua.
Menurut informasi, pria yang belum diketahui identitasnya tersebut pantang meminta-minta. Meskipun begitu ia mau menerima apabila ada pemberian makanan dari orang lain.
Camat Pageruyung, Dwi Cahyono Suryo saat dikonfirmasi Terasjateng.com mengatakan bahwa Bunaya bukan asli warga setempat, karena didapati tidak bisa berbahasa Jawa.
Kabar dari pemilik warung di dekat lokasi, Bunaya memiliki KTP. Hanya saja saat ditemui, ia belum bersedia menunjukkannya. Dwi menyebut akan melakukan pendekatan sedikit demi sedikit.
“Orangnya enjoy, bisa diajak komunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia,” pungkas Camat Pageruyung tersebut, Sabtu (11/1).
Dwi juga sempat menawarinya tinggal di tempat yang lebih layak, namun tawaran tersebut ditolaknya. Bunaya mengatakan lebih enjoy tinggal di dalam gua tersebut.
“Dia sempat berpesan kepada saya, jagalah lingkungan ini agar lestari dan asri,” terang Dwi.
Pesan tersebut terang membuat Dwi menganggap Bunaya bukan orang biasa. Apalagi Bunaya sangat suka bercerita soal sejarah raja-raja dan cerita-cerita legenda.
Sebagai Camat Pageruyung, Dwi akan terus melakukan pendekatan untuk lebih mengetahui identitas Bunaya, sekaligus memastikan kondisi dan kebutuhannya. Dwi meminta seluruh masyarakat tidak mengganggu aktivitas penghuni gua tersebut. Bahkan ia berharap, masyarakat berkenan membantu apabila bertemu dengannya.
“Bantulah apa saja, karena beliau tidak pernah meminta, hanya mau menerima kalo diberi,” ajak Dwi.
(B3/TJ)
Apa pendapatmu tentang ini :)