Terasjateng.com,Batang- Baritan, merupakan salah satu tradisi warga Jawa Tengah dalam menyambut masuknya Bulan Suro.
Tradisi itu sudah berjalan sejak jaman lama, warisan dari nenek moyang terdahulu. Seperti halnya saat ini, memasuki malam satu suro, warga Desa Lebo Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang, Jawa Tengah, serentak menggelar tradisi baritan di pertigaan dan perampatan jalan desa, dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, Senin malam (09/08).
Baritan ialah, slamatan atau pemanjatan do’a yang digelar oleh warga secara bersamaan, yang bertujuan untuk meminta keselamatan (tolak balak) kepada yang maha kuasa, dengan menyajikan menu makanan khas yang nantinya akan dimakan bersama- sama.
Malam satu suro saat ini, bertepatan dengan malam tahun baru Islam yakni, 1 Muharam 1443 Hijriyah dan jatuh pada 10 Agustus 2021, yang tengah dirayakan oleh masyarakat sejak Senin malam.
Para warga terlihat guyup rukun saat mengelar baritan atau tradisi yang sudah digelar sejak jaman nenek moyang tersebut, dengan menyuguhkan kuliner sederhana, dengan harapan Pandemi Covid-19 segera hilang dari muka bumi.
Seperti yang diungkapkan oleh salah seorang warga Lebo, Rohimah, dirinya sudah sering menghadiri acara malam satu suro atau masyarakat menyebutnya baritan yakni, selamatan di pertigaan jalan, berharap keberkahan dengan ikut makan nasi kluban megono.
“Bersama warga yang lainya dirinya berharap supaya terhindar dari musibah khususnya virus corona tidak ada lagi,” harapnya.
Hal senada, disampaikan oleh salah seorang tokoh masyarakat setempat, Ahmad Muslih, menjelaskan bahwa, kegiatan baritan tersebut terus dilakukan setiap menyambut malam satu Muharam sejak dahulu, karena sudah menjadi tradisi orang Jawa, saat menyambut malam satu Suro. Dengan adanya kegiatan tersebut, diharapkan ke depan bisa lebih baik lagi dan terhidar dari bencana.
“Semoga dengan ikhtiar tersebut, Desa Lebo terhindar dari musibah, dan pada umumnya Negara Kesatuan Republik Indonesia aman damai, berkah dan semakin maju, serta terhindar dari Covid-19,” ungkapnya.
Di lain tempat, warga Desa Bulak, Kecamatan Rowosari, juga menggelar acara mujahadah di Masjid Tanwirul Qulub menyambut Tahun Baru Hijriyah.
Ratusan warga tumplek blek di aula masjid. Sambil duduk lesehan warga membaca wirid Nihadhul Mustaghfirin. Usai mujahadah warga menyerbu aneka makanan dan nasi tumpeng yang sudah dibawa dari rumah masing-masing.
“Menu yang disajikan tidak jauh beda dengan yang lainnya. Namun dalam penyajianya lebih unik yakni digelar di daun pohon pisang yang ditaburi nasi serta sayur mayur yang diberi bumbu khusus dengan parutan kelapa atau dikenal dengan nasi kluban, dan itu langsung ludes dilahap warga yang mencari keberkahan dari baritan itu,” kata Abdullah (inisial) salah seorang warga Bulak Rowosari.
Apa pendapatmu tentang ini :)