TERASJATENG.COM | KENDAL – Menyambut bulan suci Ramadhan menjadi momen tersendiri bagi sekelompok anak muda di Weleri, Kendal yang tergabung dalam Weleri Barberman Comunity (WBC).
Sekitar 20 orang, pagi-pagi sudah berkumpul di halaman Sekolah Luar Biasa (SLB) Surya Bangsa Sukorejo, Kendal. Rupanya kedatangan mereka sudah disambut oleh para guru dan siswa yang siap di-gunduli rambutnya.
Komunitas yang terbentuk sejak 10 November 2017 ini memang sering menggelar aksi cukur rambut gratis bagi kalangan tertentu. Seperti anak yatim, santri, difabel maupun warga yang membutuhkan.
Kali ini SLB Surya Bangsa menjadi sasarannya. Sekolah dengan siswa sebanyak 60 anak. Terdiri dari difabel rungu, wicara serta grahita.
Para Barberman cukup berpengalaman menghadapi anak berkebutuhan khusus. Sebelumnya beberapa kali mereka menyambangi SLB di Weleri untuk menggelar kegiatan serupa.
Kendati demikian, bukan berarti mereka mampu mengondisikan para difabel yang akan dicukur. Selalu ada tingkah unik yang dilakukan para siswa. Sehingga, membuat para Barberman kesulitan mencukurnya.
“Paling unik kalo mau dipotong selalu nyanyi terus. Lagu Peterpan, dangdut, lagu Didi Kempot dan sebagainya. Selalu bernyanyi jadi mau dipotong sulit”, tutur Koordinator WBC, Heriyanto Prabowo usai acara cukur gratis di SLB Surya Bangsa, Jum’at (11/05).
Kepada tim terasjateng.com Heri, sapaan akrabnya menceritakan salah satu siswa bernama Ismail. Ia sangat gemar menyanyi. Bahkan saat hendak dicukur, ia terus bernyanyi dan berteriak-teriak.
Ismail hafal lagu-lagu Band Peterpan dan lagu populer lainnya. Meski sebetulnya tak begitu jelas kedengarannya, ia tetap terlihat begitu bersemangat. Tingkahnya membuat para Barberman gemas, kagum dan terpingkal.
Selain Ismail ada lagi, Rizal, setiap akan dicukur ia berucap hohahoho. Hal itu membuat Barberman bingung tidak mengerti apa yang dimaui. Akhirnya, jadi serba salah.
“Mau dipotong hohahoho, selesai dipotong hohahoho, jadi salah, maksudnya bagaimana, hohahoho terus, bingung maunya apa”, terang Heri.
Bahkan ada lagi salah satu siswa yang saat hendak dicukur diketemui daun telinganya sudah hilang. Hal itu membuat Barberman sempat kaget. Ilham, nama bocah tersebut. Sejak lahir ia memang tidak memiliki daun telinga. Hanya tampak benjolan kecil disebelah lubang telinganya.
“Mau dipotong kupingnya udah hilang, jadi nggak berani, malah ditertawain gurunya, ini kenapa kamu kok malah motong kupingnya bukan rambutnya. Semuanya pada ketawa, lho kupingnya memang sudah tidak ada, nutup semua.”
Ada pula salah satu siswa yang hendak dicukur tiba-tiba tertidur dan sukar dibangunkan. “Giliran acara udah selesai malah bangun, minta dipotong”, pungkas Heri sembari senyum.
Sementara itu, Kepala SLB, Nur Choliq mengatakan kalau siswa di sekolah tempatnya mengajar memang unik. Mereka terdiri dari difabel rungu, wicara serta grahita.
“Jadi, sudah wajar jika aksi siswanya begitu menggemaskan”, pungkasnya.
Nur Choliq menuturkan pihaknya turut senang sekolahnya menjadi lokasi kegiatan cukur gratis. Hal tersebut sekaligus mengajarkan siswanya berinteraksi dengan masyarakat.
(A8)
Apa pendapatmu tentang ini :)